Berita

Masrul Syafri Raih Gelar Doktor Program Biomedik Unand

72
×

Masrul Syafri Raih Gelar Doktor Program Biomedik Unand

Sebarkan artikel ini
Masrul Syafri Raih Gelar Doktor Program Biomedik
Dr. dr. Masrul Syafri foto bersama dengan keluarganya usai meraih gelar doktor Program Biomedik FK Unand Padang, Senin (9/11/2020). (ist)

mjnews.id – Dr. Masrul Syafri, berhasil meraih gelar doktor Program Biomedik Universitas Andalas Padang, setelah berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji, Senin (9/11/2020). Suami dari Ir. Henny Mukhlis itu lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Dokter spesialis jantung tersebut mengangkat judul disertasinya tentang Analisis Hubungan Antara Heparanase dengan Transforming Growth Factor Beta, Interluenkin-17 dan Nuclear Factor Kappa-B Pada Pasien Infark Miokard Akut dengan Elevansi Segment ST. Bertindak sebagai tim promotor Prof. Dr. dr. Eryati Darwin, PA (K), Prof. Dr. Eti Yerizel, MS, dr. Hardisman, M. HID, Dr. PH.

Penelitian Masrul, dilakukan karena kasus jantung koroner cendrung meningkat setiap tahun. Kondisi itu dipicu karena banyak hal. Di samping karena faktor risiko, ternyata ada juga kelainan dalam masalah mikro molekuler.

“Adanya kelainan dari mikro molekoler ini diketahui setelah saya melakukan peneltian. Apa saja yang terjadi dalam proses antreroskolotik. Dalam perjalanannya faktor risiko jelas diperberat oleh zat ini, yakni heparanase. Ini berperan dalam proses perjalanan aterosklerosis, mempercepat dan mempermudah terjadinya serangan jantung,” sebut Masrul, menjelaskan hasil disertasinya dalam bahasa awam.

Kemudian lanjutnya, serangan jantung terjadi karena plak itu pecah. Salah satu dari peran zat yang ditelitinya sehingga terjadilah serangan jantung. Banyak lagi masalah-masalah dalam tindakan yang belum selesai.

“Kami para tenaga kesehatan berharap setelah pasang cincin pasien benar-benar sehat tapi faktanya pasien yang sudah pasang cincin beberapa hari kemudian meninggal. Sebab setelah itu terjadi lagi serangan pada pasien. Dari sana saya berkeinginan untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Ternyata tidak sesederhana itu, karena ada komponen yang memicu terjadinya reaksi serangan jantung pada pasien,” ujarnya.

Setelah itu terjadi kerusakan plak lagi, terjadi kerusakan komponen yang disebabkan mudah terjadinya pembentukan darah beku. Itu membuat peningkatan trombus.

Ke depan, terang Masrul, untuk pasien yang akan melakukan pemasangan cincin diharapkan dilakukan pemeriksaan kadar plaknya. Jika kadar tinggi akan diberikan obat. Sebaliknya kalau kadarnya masih normal tidak diberi obat. Artinya faktor lain yang berpengaruh akan dipasangakan cincin tanpa pemberian obat nantinya.

“Ke depan penelitian saya ini harus dilanjutkan dan dikembangkan, untuk melihat seberapa besar obat untuk menghantam atau menghentikan zat itu,” katanya.

Dalam melakukan penelitian, Masrul menghabiskan waktu selama dua tahun dengan melibatkan 49 pasien jantung.

Dekan Fakultas Kedokteran Unand, DR.dr. Rika Susanti, Sp.F, mengatakan dengan lulusnya dr. Masrul meraih gelar doktor menambah deretan panjang jumlah tenaga pengajar S3 di FK Unand. Ke depan dia harapan jumlah itu terus bertambah, karena fakultas yang dia pimpin menargetkan 32 persen dari total pengajar harus meraih S3.

“Target itu hingga kini belum tercapai. Harapannya para dokter yang sedang studi S3 saat ini, bisa menyelesaikan disertasinya sesegara mungkin,” terang dokter forensik itu.

Ujian terbuka gelar doktor tersebut dilakukan secara daring untuk umum, sedangkan untuk internal dilakukan sesuai protokol kesehatan, dengan menjaga jarak, memakai masker dan cuci tangan sebelum masuk ruangan.

Turut hadir Gubernur Sumbar Irwan Prayitno sebagai salah satu penguji dalam ujian gelar doktor tersebut. Kemudian turut hadir Rektor Unand, Prof. Dr. Yuliandri, SH, MH dan ratusan peserta sidang online dari berbagai kalangan, khususnya dunia kedokteran.

(yke/eds)

Kami Hadir di Google News