Religi

Muhammadiyah: Tak Masalah Sholat Jumat Dibuat 2 Gelombang

67
×

Muhammadiyah: Tak Masalah Sholat Jumat Dibuat 2 Gelombang

Sebarkan artikel ini
Muhammadiyah: Tak Masalah Sholat Jumat Dibuat 2 Gelombang
Umat muslim melaksanakan shalat Jumat dengan menjaga jarak. (ist)
mjnews.id – Memasuki era new normal masjid-masjid mulai bersiap menggelar sholat Jumat pekan ini. Ya, masjid-masjid yang berada di wilayah zona hijau diperbolehkan menggelar sholat Jumat, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Namun, pelaksanaan sholat Jumat pun hingga kini masih jadi perdebatan. Sebab, jamaah diprediksi akan tetap padat sehingga akan sulit menerapkan physical distancing saat beribadah di masjid. Oleh karenanya, muncul wacana sholat Jumat digelar dua gelombang, untuk menghindari membeludaknya jamaah.
Terkait hal ini, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan telah melakukan kajian fiqih terkait ibadah sholat Jumat lebih dari satu gelombang. Menurut pandangan Muhammadiyah, tak ada masalah terkait penyelenggaraan sholat Jumat lebih dari satu gelombang demi mencegah penularan Covid-19 sesuai protokol kesehatan.
Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman mengatakan, Majelis Tarjih sudah melakukan kajian soal kemungkinan sholat Jumat diadakan lebih dari satu gelombang. Prinsip utama yang harus dikedepankan, kata dia, ialah sisi keamanan kesehatan jamaah.
“Bagi kita sesuai protap kementerian misalnya semua harus dilakukan dengan physical distancing. Di masjid Nabawi saja saat ini tak boleh lebih dari 40 persen dari kapasitasnya. Kalau semua masjid segitu praktis tidak bisa mencukupi dan Jumatan harus dilakukan lebih dari satu gelombang. Muhammadiyah lakukan kajian secara fiqih dan intinya tak ada masalah kalau memang masjid tak mencukupi, maka bisa sholat lebih dari satu gelombang,” ungkapnya, seperti dikutip dari laman KRjogja, Senin (1/6/2020).
Menurut dia, sangat mungkin sholat Jumat dilakukan dengan jeda satu jam misalnya gelombang pertama pukul 12.00 dan gelombang kedua pukul 13.00. “Karena kalau masjid kapasitasnya maksimal 40 orang, maka tidak akan mencukupi jamaah yang ada,” sambung Agus.
Sementara itu, Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Agus Syamsudin berujar bahwa pihaknya akan segera merumuskan petunjuk pelaksanaan agar masyarakat tidak kebingungan. Namun begitu, MCCC tidak ingin tergesa-gesa dan tetap memerhatikan data serta hasil penelitian di tiap daerah yang dinamikanya berbeda.
“Orang sudah rindu ke masjid tapi kita ingatkan juga agar tidak tertular. Jangan sampai masjid jadi pusat penularan baru Covid-19. Semoga Rabu lusa sudah ada petunjuk jamaah untuk masjid kita. Kita tak ingin euforia tapi protap-nya tak sesuai standar malah membuat klaster baru,” tuturnya. (*/eds)

Kami Hadir di Google News