Nasional

Wakaf Gerakkan Sistem Ekonomi, Pendidikan Hingga Kesehatan

68
×

Wakaf Gerakkan Sistem Ekonomi, Pendidikan Hingga Kesehatan

Sebarkan artikel ini
diskusi act energi kedaulatan pangan

mjnews.id – Wakaf dapat mengakomodasi kebutuhan pangan selama pandemi Covid-19, terutama bagi masyarakat miskin yang mengalami guncangan ekonomi. Pengelolaan wakaf secara produktif diyakini dapat menggerakkan sistem ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan masyarakat luas.

Hal itu dikatakan Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin dalam diskusi kebangsaan bertajuk “Wakaf, Energi Kedaulatan Pangan Bangsa”, Kamis (29/10/2020).

“Kehadiran wakaf pun kemudian dapat memenuhi kebutuhan primer dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi entitas sosial. Lainnya, aset wakaf yang berupa tanah dapat menjadi salah satu pendukung untuk menggenjot ketersediaan pangan ke depan,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, dalam menjawab tantangan kebutuhan pangan, Global Wakaf ACT meluncurkan program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia (MPPI) yang juga memberdayakan petani lokal. Para petani akan diberikan modal berupa bibit dan pupuk, kemudian hasil panennya akan kembali dibeli ACT dengan harga terbaik. 

“Global Wakaf ACT bersama dengan YP3I dan Gema Petani akan membuat proyek pertama 500 hektare sawah padi. Program kerja sama ini didanai seluruhnya oleh dana wakaf,” katanya.

Menurutnya, wakaf bisa mendorong manusia untuk saling mandiri, memberi, dan mencontoh keteladanan umat terdahulu dalam bermasyarakat dan bernegara. Wakaf juga termasuk instrumen keuangan tertinggi dalam sistem keuangan karena berdampak pada tujuan ekonomi dan sosial. 

“Jika ekonomi umat tercipta dengan sangat baik, dan kehidupan sosial antar manusia itu tercipta, maka itulah cikal bakal peradaban. Mari gerakkan wakaf dan kita perjuangkan kedaulatan pangan umat,” ungkapnya.

Selain itu, katanya, produktivitas lahan wakaf menjadi jalan yang bisa diwujudkan dan produksi pangan ke depan bisa dikembangkan. Tentunya dengan kolaborasi antara nazhir wakaf, korporasi dan ahli dalam bidang pertanian. Maslahat lahan wakaf dalam komoditas pangan juga dapat membantu para petani terlepas dari sistem ijon. 

“Dengan memangkas sistem ijon dan kolaborasi antar penggerak, tentu akan membantu stabilitas harga di masyarakat karena mampu memangkas proses niaga yang panjang dan merugikan. Sehingga, harga beli ke petani sangat layak dan harga jual ke masyarakat juga terjangkau,” kata Ahyudin.

Program MPPI ini disambut baik oleh Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) dan Gerakan Masyarakat Pesantren untuk Ketahanan Pangan Indonesia (Gema Petani). Kerja sama ini rencananya akan membantu penggarapan lahan sekitar 1.500 petani di lahan seluas 500 hektar di Jawa Timur.

Mahfudz Syaubari selaku pimpinan YP3I dan Gema Petani menyambut positif kolaborasi ini.

“Yang perlu kita luruskan sekarang ini dan perlu kita kampanyekan, bahwa wakaf itu tidak hanya sekadar di 3M (madrasah, masjid dan makam). Tetapi, ada kekuatan ekonomi yang bisa digerakkan oleh wakaf produktif. Ini suatu terobosan yang bisa mengatasi problem umat,” katanya.

(rel)

Kami Hadir di Google News