KesehatanNasional

Mudik Dilarang, Sayangnya Tempat Wisata Masih Dibuka

64
×

Mudik Dilarang, Sayangnya Tempat Wisata Masih Dibuka

Sebarkan artikel ini
mudik lebaran
Ilustrasi. Mudik Lebaran

MJNews.id – Mudik 2021 resmi dilarang 6 hingga 17 Mei 2021. Selain itu, transportasi umum, baik udara, darat dan laut juga dilarang beroperasi. Kendati demikian, tempat wisata masih boleh buka.

Pakar epidemiologi asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo menyayangkan hal ini. Windhu mengatakan membiarkan tempat wisata buka juga memicu penularan Covid-19.

“Jadi artinya itu tidak tuntas. Gampangnya begini, mengurangi imported case tetapi membiarkan transmisi lokal. Orang luar Jatim tidak boleh datang ke Jatim kan. Transportasi tidak jalan ke Jatim, tidak ada imported case. Tapi Jatim boleh membuka tempat wisata, berarti kan membiarkan terjadinya penularan lokal,” kata Windhu, Jumat 9 April 2021, seperti dilansir detikcom.

Windhu menambahkan seharusnya pemerintah sejak dulu bisa fokus dalam penanganan Covid-19. Jika tidak, tren penularan di Indonesian tak akan turun.

“Jadi nggak tuntas. Karena memang kita ini selalu tadi, keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi. Selalu itu. Mulai awal sejak zaman dulu di Indonesia kita ini selalu tak pernah fokus di kesehatan masyarakat. Padahal kalau mau betul-betul bisa menghentikan penularan ya fokusnya menghentikan kegiatan masyarakat. Penularan terjadi karena adanya pergerakan dan interaksi,” tegasnya.

Tak hanya itu, Windhu juga menilai pemerintah tak mau belajar dari masa lalu. Windhu menyoroti peningkatan kasus yang cukup besar di Indonesia usai adanya long weekend dan masyarakat yang berbondong-bondong pergi ke tempat wisata.

“Ingat, begitu nanti ada pergerakan besar-besaran. Kita ini harus belajar. Masak sih kita nggak pernah belajar. Setiap selesai libur panjang, long weekend, itu selalu dua sampe tiga Minggu bahkan empat minggu setelah itu kasus naik. Kita harus belajar dari itu,” jelas Windhu.

“Artinya edukasi terus menerus harus dilakukan. Karena masyarakat itu harus ngerti meskipun sudah lelah, tapi kalau kita ingin selesai, ayo kalau ada kesempatan bepergian yang masif jangan dilakukan,” tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Windhu berpesan agar masyarakat dan pemerintah bisa menahan diri agar tidak bepergian dan mudik. Jika mau menahan diri sebentar saja, Windhu percaya penularan bisa turun.

Windhu juga mengingatkan jangan sampai ada gelombang kedua penularan Covid-19 di Indonesia.

“Saya mengerti perasaan masyarakat. Saya paham masyarakat sudah lelah mengalami pandemi, sudah 13 bulan lebih kita ini mengalami pandemi dan tidak ada tanda-tanda ujungnya kapan. Memang nampaknya ada penurunan kasus sejak Januari sampai sekarang, dan puncak di Indonesia ini kan puncak pertama ya akhir Januari, Minggu ketiga sampai keempat. Itu kita turun, tapi turun itu ingat tidak semua penularan turun. Tetapi testing dan tracing juga menurun,” jelas Windhu.

“Jangan sampai menjadi gelombang kedua yang jauh lebih tinggi dari Januari,” pesannya.

(*/dtc)

Kami Hadir di Google News