Kemenag

AICIS ke-23, Ratusan Akademisi Internasional akan Definisikan Ulang Peran Agama

138
×

AICIS ke-23, Ratusan Akademisi Internasional akan Definisikan Ulang Peran Agama

Sebarkan artikel ini
Konferensi Pers bersama Staf Khusus Menag bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo
Konferensi Pers bersama Staf Khusus Menag bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo. (f/humas)

Mjnews.id – Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 akan diselenggarakan di Semarang, yang dihadiri oleh akademisi dari Indonesia dan sejumlah negara.

Acara ini digelar oleh Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama dan akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo pada tanggal 1-4 Februari 2024.

Tema konferensi ini adalah ‘Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues’. Konferensi ini bertujuan untuk mendefinisikan kembali peran agama, khususnya Islam, dalam menghadapi tantangan kemanusiaan kontemporer di tingkat global.

Sebanyak 328 paper terbaik yang terpilih untuk dipresentasikan berasal dari 10 negara, termasuk Afghanistan, Armenia, Mesir, Indonesia, Irak, Malaysia, Moroko, Nigeria, Pakistan, dan Sri Lanka. Isu-isu utama yang akan dibahas melibatkan peran agama dalam menguatkan nasionalisme, merespons krisis keadilan dan kesetaraan, masalah gender, serta kemaslahatan umat.

“AICIS kali ini bertujuan untuk mendefinisikan kembali peran agama, terutama Islam, dalam menghadapi tantangan kemanusiaan kontemporer di kancah global,” terang Staf Khusus Menag bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo di Jakarta, Senin (29/1/2024).

Peringatan Hari Persaudaraan Manusia Internasional ini didasarkan pada momentum ditandatanganinya Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan pada 4 Februari 2019 oleh Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb dan Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus. Sebagai kelanjutan dari itu, didirikan Zayed Award for Human Fraternity.

“Alhamdulillah, tahun ini NU dan Muhammadiyah telah ditetapkan sebagai penerima Zayed Award for Human Fraternity,” sebut Wibowo.

AICIS 2024 juga akan diperkuat dengan adanya Religious Leaders Summit, yang melibatkan 14 tokoh agama dari berbagai negara. Mereka adalah Dr. (HC). K.H Yahya Cholil Staquf (Nadhlatul Ulama Central Board), Prof. Dr. Ismail Fajrie Alatas (New York University), Prof. Rahimin Afandi bin Abdul Rahim (Universitas Malaya), Prof. Dr. Claudia Saise (Humboldt-Universität zu Berlin), Prof. Dr. Dora Marinova (Curtin University, Australia), Prof. Dr. Abdul Djamil, MA (State Islamic University Walisongo Semarang, Indonesia), Prof. Dr. Kamaruzaman (Asian Muslim Action Network), Prof. Dr. Hassanein Al-Saeed Hassanein Ahmed (Suez Canal University, Egypt), Prof. Madya Dr. Kamaluddin Nurdin Marjuni (Universiti Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam), Assistant Professor Dr. Jassim Mohammed Harjan (University of Baghdad, Iraq), Fazlur Rahman bin Kamsani (Middle East Institute National University of Singapore), dan Dr. Fatma Mohamed Mansour (Suez Canal University).

Mereka akan membahas solusi atas serangkaian persoalan kontemporer dari perspektif keagamaan. Hasil pembahasan mereka akan dihasilkan dalam sesi On Stage Discussion yang menghasilkan Semarang Charter.

Selain itu, acara ini juga akan menyelenggarakan Islamic Culture and Civilization Expo, Expo Pendidikan Tinggi Islam dan Jurnal Clinique, wisata budaya ke Kota Tua Semarang, dan Festival Makanan Halal Semarang. Tujuan acara ini adalah untuk mendukung pertukaran pengetahuan dan meningkatkan pemahaman atas isu-isu kemanusiaan dari perspektif Islam.

Religious Leaders Summit

Berbeda dengan penyelenggaraan tahun lalu, AICIS 2024 akan diperkuat dengan adanya temu para pemuka/pemimpin lembaga keagamaan atau religious leaders summit.

Sebanyak 14 tokoh agama dari berbagai negara terkonfirmasi hadir, yaitu KH. Yahya Cholil Staquf (Indonesia), Pimpinan PP Muhammadiyah (Indonesia), Prof. Philip Kuntjoro Widjaja (Indonesia), Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, S.I.P. (Indonesia), Venerable Dr. Vanh Keobundit (Laos), Venerable Dr. Yon Seng Yeath (Cambodia), Mr. Bounthavy Phonethasin (Laos), YB Datuk Dr. Hasan bin Bahrom (Malaysia), Phra Dr. Anilman Dhammasakiyo (Thailand), Pdt. Gomar Gultom (Indonesia), Romo Hery Wibowo (Indonesia), Ws. Andi Gunawan, ST (Indonesia), Dr. A. Elga J. Sarapung (Indonesia), dan Bishop Pablo Virgilio Siongco David (Philippines).

“Para tokoh ini akan ikut serta dalam membahas solusi atas serangkaian persoalan kontemporer dari perspektif keagamaan. Ini sejalan dengan COP28 di Dubai pada akhir 2023 yang juga mulai melibatkan tokoh agama dalam pembahasan krisis iklim,” sebut Ahmad Zainul Hamdi yang juga akrab disapa Inung.

“Pertemuan mereka akan menjadi ajang berbagi perspektif dan wawasan berbasis pengalaman mereka dalam merespons isu-isu kemanusiaan dan kedamaian. Hasil pembahasan para pemuka agama dibahas dalam sesi On Stage Discussion yang menghasilkan Semarang Charter,” sambungnya.

Pameran Peradaban Islam

Selain Religious Leaders Summit yang akan menghasilkan Deklarasi Piagam Semarang, ada sejumlah acara yang juga akan memeriahkan AICIS 2024. Pertama, Islamic Culture and Civilization Expo atau pameran budaya dan peradaban Islam. Para pengunjung AICIS akan diajak menyaksikan warisan peradaban melalui artefak dan manuskrip kuno dalam tampilan interaktif yang menarik.

“Temukan keindahan seni dan arsitektur Islam yang menakjubkan, mulai dari kaligrafi rumit dan pola geometris yang memukau hingga masjid megah dan istana yang menakjubkan. Ini adalah dunia sastra dan filsafat Islam,” sebut Inung.

Kedua, Islamic Higher Education Expo and Journal Clinique atau Expo Pendidikan Tinggi Islam dan Jurnal Clinique. Even ini menampilkan beragam hasil karya akademik sejumlah universitas dan institusi Islam bergengsi di Indonesia dan negara-negara lain. Ada juga Klinik Jurnal untuk meningkatkan kualitas riset dan keterampilan menulis akademis.

“Termasuk meningkatkan peluang keberhasilan publikasi di jurnal bereputasi dengan bimbingan dan dukungan ahli,” sebut Inung.

Ketiga, wisata budaya ke Kota Tua Semarang untuk menyelami suasana peninggalan zaman kolonial, berupa kemegahan arsitektur bangunan yang dihiasi pengaruh Eropa. “Panitia juga akan memberikan kesempatan untuk masuk ke Gereja Blenduk yang bersejarah, sebuah bangunan Katolik yang terus melayani jemaatnya hingga saat ini,” papar Ahmad Inung.

Terakhir, Festival Makanan Halal Semarang. Para pengusaha kuliner lokal akan menyelenggarakan Semarang Halal Food Festival yang menampilkan beragam menu hidangan halal dari berbagai daerah.

“Akan ada pesta durian selama pameran,” tandasnya.

Kami Hadir di Google News