BlitarJawa Timur

Kisruh Proyek Jembatan Senilai Rp12 M, Wakil Bupati Blitar Datangi BNPB

174
×

Kisruh Proyek Jembatan Senilai Rp12 M, Wakil Bupati Blitar Datangi BNPB

Sebarkan artikel ini
IMG 20230818 WA0003

Mjnews.id – Wakil Bupati Blitar, Rahmat Santoso, mengambil langkah tegas dengan melakukan kunjungan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setelah hebohnya berita tentang kelalaian dalam pelaksanaan lelang proyek jembatan senilai Rp 12,608 miliar. Dalam upayanya untuk menjernihkan situasi, Rahmat Santoso dengan tegas mengungkapkan bahwa proses pencairan dana hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) jembatan dari BNPB telah berjalan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

Dalam pernyataannya, dia menegaskan bahwa “Dana yang kita dapat dari BNPB sesuai prosedural. Saya beberapa kali datang ke BNPB dengan dinas-dinas terkait untuk koordinasi terkait permohonan anggaran perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana,” pada Jumat malam (18/08/2023).

Lebih lanjut, Wakil Bupati mengungkapkan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk mengamankan dana hibah tersebut telah melibatkan berbagai pihak terkait. Dalam konteks ini, dia menjelaskan bahwa dia telah berkali-kali berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait serta mengadakan pertemuan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dia menjelaskan bahwa dana tersebut telah digunakan untuk merestorasi dan merevitalisasi infrastruktur yang terdampak oleh bencana.

Mengenai informasi yang mencuat dalam berita, Rahmat Santoso menjelaskan bahwa sumber permasalahan bermula dari wawancara media pada tanggal 11 Agustus 2023. Dalam kesempatan itu, sejumlah pertanyaan diajukan, salah satunya terkait hasil inspeksi mendalam oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Rumah Sakit Ngudi Waluyo, serta kurangnya tingkat absorpsi anggaran oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Dalam konteks ini, Rahmat Santoso menyinggung bahwa “Saat itu, ada dua pertanyaan yang diajukan, yaitu terkait hasil sidak DPRD di RSUD Ngudi Waluyo dan minimnya serapan anggaran Pemkab Blitar,” pada saat wawancara tersebut.

Dalam upaya untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif, Wakil Bupati menjelaskan kronologi berita tersebut. Dia merincikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut berlanjut dengan fokus pada kondisi jembatan yang menjadi proyek yang tengah dikerjakan. Salah satu wartawan menanyakan alasan mengapa proyek pembangunan jembatan ini terlambat diselesaikan. Menanggapi hal tersebut, Rahmat Santoso mengutip pertanyaan tersebut dengan mengatakan, “Kenapa begitu pak? Saya jawab tidak hanya rumah sakit, proyek jembatan yang dananya dari pusat telah cair bulan Desember 2022 sampai sekarang belum dikerjakan, karena diduga lelangnya tidak beres.”

Dalam upaya untuk merespon pertanyaan tersebut, Wakil Bupati memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kunjungan dari BNPB yang telah dijadwalkan pada bulan Juni 2023. Menurut Rahmat Santoso, pihak BNPB telah mengindikasikan kunjungan mereka ke Kabupaten Blitar untuk mengevaluasi perkembangan pembangunan jembatan. Dia menggambarkan bahwa situasi pembangunan belum mencapai tahap yang diharapkan, dan dengan demikian, perkembangan yang ada tidak sesuai dengan rencana.

Sementara itu, dalam konteks tanggapan terhadap kritik yang muncul, Rahmat Santoso menilai bahwa masalah utama terkait keterlambatan pembangunan proyek bukanlah pada pihak BNPB, melainkan pada aspek lelang proyek itu sendiri. Dia dengan tegas menunjukkan pandangannya bahwa “Dari dua kejadian itu, maka saya simpulkan bagian lelang tidak baik-baik saja. Sekali lagi BNPB sudah prosedural dan yang nakal anak buah saya.”

Lebih lanjut, Wakil Bupati Blitar menyoroti bahwa masalah ini tidak hanya terbatas pada satu proyek saja. Dia mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan yang diterima, masih ada banyak proyek lain yang juga terhambat oleh proses lelang yang tidak optimal. Dalam konteks ini, Rahmat Santoso mengutip pernyataannya bahwa “Bukan hanya itu, lanjutnya, banyak lagi laporan-laporan yang mengeluhkan buruknya proses lelang proyek.”

Dalam mengakhiri pernyataannya, Wakil Bupati menggarisbawahi bahwa penyelesaian proyek pembangunan jembatan tidak dapat dijamin pada waktu yang singkat, terutama jika tenggat waktu akhirnya ditempatkan pada Desember 2023. Rahmat Santoso mengungkapkan bahwa “Mana bisa jembatan selesai dalam waktu empat bulan dam hasilnya bagus sesuai keinginan masyarakat.” Dengan tegas, dia mengajukan perbandingan untuk menggambarkan kompleksitas situasi ini, bahwa bahkan kontraktor terampil sekalipun memerlukan waktu yang cukup untuk menyelesaikan proyek, seperti pembangunan candi Prambanan yang diibaratkan dapat membangun seribu candi dalam semalam, tetapi tetap ada keterbatasan waktu dan kemampuan. (Bud)

Kami Hadir di Google News