EkonomiNasional

Jokowi Geram, Bertahun-tahun Perintahnya Bikin Korporasi Petani Tidak Juga Dijalankan

90
×

Jokowi Geram, Bertahun-tahun Perintahnya Bikin Korporasi Petani Tidak Juga Dijalankan

Sebarkan artikel ini
jokowi
Presiden Jokowi.

mjnews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa geram, perintahnya sudah bertahun-tahun tidak kunjung dijalankan. Perintah yang dimaksud adalah membentuk korporasi petani dengan mencontoh negara lain.

Pembentukan korporasi petani kembali dibawa ke rapat terbatas untuk menjadi bahan pembahasan.

“Sebetulnya kita sudah sering membicarakan mengenai ini yaitu mengkorporasikan petani dan nelayan dalam tujuan meningkatkan taraf hidup mereka dan juga sekarang tentu saja dalam mewujudkan transformasi ekonomi,” ucapnya saat membuka rapat terbatas secara virtual, Selasa (6/10/2020).

Jokowi menerangkan, sektor pertanian sebenarnya memiliki kekuatan ekonomi tersendiri. Bahkan di tengah pandemi, sektor pertanian masih tumbuh positif 16,24% di kuartal II-2020. Jika momentum itu dimanfaatkan bisa memberikan dampak yang signifikan untuk kesejahteraan petani dan nelayan.

“Sekali lagi sudah sering saya sampaikan bahwa petani dan nelayan ini perlu didorong untuk berkelompok dalam jumlah yang besar dalam sebuah korporasi sehingga memiliki economic scale. Sehingga diperoleh skala ekonomi yang efisien yang bisa mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, mengakses informasi, mengakses teknologi dan meningkatkan efisiensi dan bisa memperkuat pemasarannya,” terangnya.

“Pola pikir juga perlu berubah tidak semata-mata fokus kepada on farm tapi bergerak ke out farm sisi pascapanen, sisi bisnisnya yaitu dengan membangun proses bisnis dari produksi sampai ke pascapanen,” tambah Jokowi.

Jokowi menilai saat ini memang sudah terbentuk kelompok-kelompok nelayan dan petani. Namun menurutnya implementasi model korporasi belum terbentuk. Belum ada ekosistem yang dihubungkan dengan korporasi besar ataupun BUMN.

Peran BUMN menurutnya harus menjadi pendamping, bukan hanya sekadar penerima hasil tani atau off taker. Jokowi menegaskan dirinya sudah menyampaikan hal itu beberapa tahun yang lalu, agar mencontoh model korporasi petani seperti itu dari negara lain.

“Ini yang belum. Saya sudah perintahkan sebetulnya beberapa tahun lalu untuk melihat Felda di Malaysia, untuk melihat koperasi sapi di Spanyol. Model-model yang bagus seperti itu sebenarnya gampang kita tiru tapi saya tidak tahu sampai sekarang tidak bisa kita bangun 1 atau 2 contohnya,” serunya seperti dilansir detikFinance.

Jokowi meminta agar fokus untuk membangun 1 atau 2 model bisnis korporasi petani dan nelayan di salah satu provinsi. Kemudian model bisnis itu bisa diimplementasikan di provinsi lainnya.

“Karena belajar dari pengalaman, saya yakin akan banyak kelompok tani dan nelayan lain yang mau mengkopi, mau meniru kalau melihat ada contoh korporasi petani dan nelayan yang dilihat berhasil dan bisa mensejahterakan,” tutupnya.

Pidato Lengkap Jokowi

Berikut adalah pidato lengkap Presiden Jokowi itu sebagaimana dikutip detikFinance:

Sebetulnya kita sudah sering membicarakan mengenai ini yaitu mengkorporasikan petani dan nelayan dalam tujuan meningkatkan taraf hidup mereka dan juga sekarang tentu saja dalam mewujudkan transformasi ekonomi.


Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa di tengah pandemi sektor pertanian telah menyumbangkan yang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang dalam posisi mengalami perlambatan. Di kuartal kedua sektor pertanian tumbuh positif 16,24% dan pertumbuhan positif di sektor pertanian ini perlu kita jaga momentumnya sehingga memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan petani maupun nelayan.


Sekali lagi sudah sering saya sampaikan bahwa petani dan nelayan ini perlu didorong untuk berkelompok dalam jumlah yang besar dan berada dalam sebuah korporasi sehingga memiliki economic scale. Sehingga diperoleh skala ekonomi yang efisien yang bisa mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, mengakses informasi, mengakses teknologi dan meningkatkan efisiensi maupun bisa memperkuat pemasarannya.


Pola pikir juga perlu berubah tidak semata-mata fokus kepada on farm tapi bergerak ke out farm sisi pasca panen, sisi bisnisnya yaitu dengan membangun proses bisnis dari produksi sampai ke pascapanen.


Saya melihat implementasi model korporasi petani dan nelayan belum berjalan optimal di lapangan. Memang kita melihat kelompok-kelompok petani, kelompok-kelompok nelayan tapi belum terbangun sebuah model bisnis yang memiliki ekosistem yang bisa di-link-kan, disambungkan mungkin dengan BUMN atau mungkin dengan swasta besar.


Karena itu saya ingin menekankan beberapa hal. Yang pertama saya minta kita fokus membangun 1 atau maksimal 2 model bisnis korporasi petani atau korporasi nelayan di sebuah provinsi, sampai betul-betul jadi. sehingga ini nanti bisa dijadikan benchmarking, bisa dijadikan contoh, bisa di-copy di provinsi lain, di-copy oleh kelompok tani dan kelompok nelayan yang lain.


Karena belajar dari pengalaman, saya yakin akan banyak kelompok tani, kelompok nelayan lainnya yang mau mengkopi, mau meniru kalau melihat ada contoh korporasi nelayan atau korporasi petani yang dilihat berhasil dan bisa mensejahterakan.


Kedua juga peran BUMN, peran swasta besar, atau BUMD bukan semata-mata sebagai off taker tapi juga bisa mendampingi mereka, mendampingi korporasi petani, mendampingi korporasi nelayan sampai terbangun sebuah model bisnis yang betul-betul berjalan. Ini yang belum.


Saya sudah perintahkan sebetulnya beberapa tahun yg lalu untuk melihat Felda di Malaysia, untuk melihat koperasi sapi di Spanyol. Model-model bisnis yang bagus seperti itu sebenarnya gampang kita tiru, tapi saya tidak tahu sampai sekarang model tersebut belum bisa kita buat 1 atau 2 contohnya.


Dibangun ekosistem proses bisnisnya, disambungkan dengan sistem perbankan, disambungkan dengan inovator teknologi, dibenahi manajemennya. Saya kira kalau ini dilakukan termasuk tentu saja intervensi pengolahan hasil panen, mulai packaging, branding sampai tentu saja strategi pemasaran.


Yang ketiga sekali lagi yang kita perkuat adalah ekosistem bisnisnya yang dilakukan secara terpadu karena itu saya minta kementerian dan lembaga memperkuat ekosistem yang kondusif bagi pengembangan korporasi petani dan korporasi nelayan melalui penyiapan regulasi yang mendukung ke arah itu.


Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan terima kasih.

(*)

Kami Hadir di Google News