BeritaJawa TengahPolri

Polda Jateng Cegah Pelanggaran Lalin Pengendara di Bawah Umur dengan Cara Ini

59
×

Polda Jateng Cegah Pelanggaran Lalin Pengendara di Bawah Umur dengan Cara Ini

Sebarkan artikel ini
Pengendara di Bawah Umur
Ilustrasi. Pengendara di Bawah Umur.

Psikologis

Dilihat dari sisi psikologis, anak-anak di bawah umur cenderung merasa dirinya adalah “raja” dan bisa melakukan banyak hal. Kalangan ini cenderung berpikiran pendek dan emosi yang kurang matang.

Hal ini, kata dia, dipengaruhi oleh amigdala yang mereka miliki.

ADVERTISEMENT

banner pemkab muba

Amigdala merupakan bagian dalam anatomi otak yang berhubungan dengan proses emosi, perilaku, dan memori.

“Bila mendengar suara motor yang kencang di belakang mereka. Maka mereka akan memacu kendaraan (supaya tidak tersusul),” jelas pakar psikoneuroimunologi dan psikologi transpersonal ini.

Kalangan ini, tambahnya, cenderung belum merasa nyaman saat beradu pandang dengan orang lain.

“Sapaan dari orang lain yang melintas naik motor, bagi remaja kalangan ini dapat dianggap sebagai sebuah tantangan,” paparnya

Untuk itu, Hastaning mendukung upaya-upaya Polri untuk memberikan pemahaman pada remaja dan anak di bawah umur tentang lalu lintas.

“Perlu sesekali ada upaya untuk efek jera. Perlu warning (peringatan). Orang tua juga harus ikut memberikan pemahaman bahwa mengendarai kendaraan di jalan raya itu butuh tanggung jawab dan ada konsekuensinya,” tutupnya.

(*)

Kami Hadir di Google News

ADVERTISEMENT