Berita

Soal Kasus Aborsi Ilegal di Padang, Ini Kata Sosiolog UNP DR Erianjoni

69
×

Soal Kasus Aborsi Ilegal di Padang, Ini Kata Sosiolog UNP DR Erianjoni

Sebarkan artikel ini
Sosiolog UNP Erianjoni
Sosiologi dari Universitas Negeri Padang, DR. Erianjoni.

MJNews.id – Terkuaknya kasus aborsi illegal di Kota Padang mengindentifikasikan salah satu bentuk kegagalan keluarga dalam menjalankan fungsi kontrolnya. Walau tidak ada data penelitian secara transparan yang menjelaskan berapa persen praktik aborsi illegal terjadi di Kota Padang, tapi berdasarkan pemberitaan, tentu praktik-praktik aborsi illegal telah lama ada di ibukota Sumatera Barat ini.

Sosiologi dari Universitas Negeri Padang (UNP), DR. Erianjoni menjelaskan, aborsi illegal tercipta karena keluarga tidak bisa menjalankan fungsinya dengan memberikan fungsi afeksi, sosialiasi, perlindungan kepada anggota keluarga yang berdampak kepada pergaulan bebas seperti narkoba, dan hubungan diluar nikah. Alhasil, aborsi illegal dipercaya untuk menutupi aib yang dapat merusak reputasi individu dalam keluarga dan lingkungan sosial.

“Afeksi adalah memberikan kehangatan dalam keluarga, seperti kasih sayang dan perhatian orang tua. fungsi sosialisasi merupakan kurangnya pembekalan anak dengan pendidikan nilai, sehingga keluarga hanya menyerahkan saja pada sekolah. Pada fungsi Proteksi menyabarkan kegagalan keluarga memberikan perlindungan terhadap anggota keluarga sehingga terjerumus dalam pergaulan bebas dan melanggar norma-norma sosial dalam masyarakat, seperti hubungan seks diluar nikah,” jelasnya, Selasa (16/2/2021).

Dampak sosial yang terjadi akibat pergaulan bebas dan seks bebas mengakibatkan kehamilan yang tidak dikehendaki. Alhasil, tindakan aborsi ilegal walau belum tentu aman dan mengancam keselamatan jiwa juga keluarga harus dilakukan.

DR. Erianjoni memaparkan, salah satu faktor kegagalan keluarga dalam menjalankan fungsinya adalah pemenuhan kebutuhan ekonomi. Dimasa yang serba sulit ini, pemenuhan kebutuhan ekonomi bagi keluarga menjadi sesuatu kewajiban yang wajib di penuhi. Tak jarang orang tua bekerja dari pagi hingga larut malam yang bertujuan agar ekonomi keluarga terpenuhi. Alhasil, kontrol sosial terhadap keluarga menjadi kurang.

“Jika sebuah keluarga tinggal masih dalam lingkungan kelompok keluarga besar, mungkin fungsi kontrol sosial akan terjadi. Tetapi, jika keluarga tinggal dikomplek perumahan yang orientasi individu, tentu fungsi kontrol sosial tidak akan terjadi. Disinilah celah terjadinya pergaulan bebas tersebut. Bagaimanapu prilaku aborsi tidak saja menjadi permasalan medis saja saat ini, melainkan telah menjadi masalah sosial,” tambahnya.

Disisi lain, diluar pendidikan agama yang kian hari kian berkurang, minimnya pendidikan seks kepada anggota keluarga yang masih dianggap tabu dan sensitif untuk dibicarakan menyebabkan anggota keluarga mencari pembelajaran tentang seks itu sendiri dari berbagai lingkungan, dan media massa yang banyak pada saat ini.

“Hubungan seks diluar nikah yang berakibat kehamilan merupakan muara dari ketidak mampuan keluarga dalam memberikan pendidikan seks di keluarga,” tutupnya.

(*/eds)

Kami Hadir di Google News