Berita

Sumbar Kehilangan Pencipta Lagu Legendaris Syahrul Tarun Yusuf

84
×

Sumbar Kehilangan Pencipta Lagu Legendaris Syahrul Tarun Yusuf

Sebarkan artikel ini
Sumbar Kehilangan Pencipta Lagu Legendaris Syahrul Tarun Yusuf
Shalat jenazah Syahrul Tarun Yusuf. (ist)
mjnews.idDen susun jari nan jo kapalo. Duduak basimpuah di kaki mandeh. Indak den sangko kini jadinyo. Sasa kudian indak paguno. Ampun kan denai yo Mandeh.
Lagu ini menjadi salah satu karya pencipta lagu Minang Legendaris Syahrul Tarun Yusuf. Beliau pada Senin (29/6/2020) berpulang ke Rahmatullah, sekitar 06:00 WIB, di Balingka, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam dalam usia 78 tahun.
Dunia tarik suara di Ranah Minang pun berduka. Mereka kehilang sosok yang punya potensi besar dalam kancah dunia tarik suara.
Kabar duka itu berantai tersebar dari satu media sosial ke media lainnya.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kapado kito basamo handai tolan, bukaan pintu maaf yang se lebar2 kiranya (alm) selamat dalam perjalanan menuju alam barzah,” begitu bunyi pesan singkat dari Khairul Jasmi (KJ), penasehat mjnews.id.
Tak hanya itu, dalam pesan itu juga dituliskan ucapan doa semoga almarhum Syahrul Tarun Yusuf Satayu tenang di sisi Allah dan semoga wafat nya (alm) Husnul Khotimah, segenap keluarga yang ditinggal di beri ketabahan.
Menurut KJ, almarhum adalah orang hebat karena banyak karyanya yang hingga sekarang masih dilantunkan penyanyi Minang moderen.
Almarhum Syahrul Tarun Yusuf (Satayu) dikenal sebagai seorang musisi Indonesia asal Sumatra Barat. Suami dari Misnani ini lahir di Nagari Balingka, Agam pada 12 Maret 1942. 
Pernikahannya dengan wanita berdarah Makasar itu, dianugrahi tujuh anak dan sembilan orang cucu. Dimasa tuanya, Syahrul Tarun tinggal di kampung halamannya, Balingka, bersama istri, anak dan cucu mereka.
Setidaknya sudah lebih dari 300 judul lagu yang tercipta dari imajinasi Syahrul, sejak ia mulai berkarya pada tahun 1960-an. Banyak diantaranya yang menjadi hit dan abadi sepanjang masa bagi penggemar musik Minang. 
Karya-karya Syahrul banyak dibawakan dan membesarkan penyanyi-penyanyi Minang, seperti Elly Kasim, Tiar Ramon, Yan Bastian, Lily Syarif, Nurseha dan beberapa penyanyi Minang lainnya.
Lagu-lagu ciptaan Syahrul tidak hanya dinikmati oleh warga Sumatra Barat, tetapi juga digemari oleh oleh publik sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan lain-lain. Sering lagu ciptaannya didaur ulang sampai beberapa kali. 
Lagu karya Syahrul juga sempat mewarnai film layar lebar yang berjudul Merantau. Bagi warga Sumatra Barat, karya Syahrul Tarun Yusuf adalah bentuk peninggalan budaya Minang modern. Syair lagu-lagu Syahrul sering menjadi sumber tesis bagi para mahasiswa karawitan.
Walaupun namanya kalah tenar dibandingkan lagu-lagu ciptaannya, tetapi Syahrul Tarun Yusuf atau Satayu merupakan nama yang tak bisa dilupakan begitu saja dalam sejarah pop Minang klasik yang berakar pada pantun modern. 
Dengan menganut prinsip kehati-hatian, tidak asal jadi dalam mencipta lagu serta belajar dari alam dan budaya Minangkabau, Syahrul telah menghasilkan lagu-lagu yang yang berkesan mendalam dan abadi bagi masyarakat Minang maupun warga lainnya yang kebetulan menggemari musik Minang.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap karya-karyanya, pada tahun 2009 buku biografi tentang perjalanan hidup Syahrul Tarun Yusuf yang ditulis Muchsis Muchtar St. Bandaro Putiah diluncurkan.
Beberapa lagu terkenal di antara ratusan lagu yang dicipta Syahrul Tarun Yusuf: Ampun Mande, Bapisah Bukannyo Bacarai, Batu Tagak, Bika si Mariana, Bugih Lamo, Gasiang Tangkurak, Hujan, Karam di Lauik Cinto, Kasiah Tak Sampai, Minang Maimbau, Oi Andam Oii, Ranah Balingka, Tinggalah Kampuang.
Selamat jalan sang legendaris. Karyamu menjadi saksi kehebatanmu semasa hidup. (*)

Kami Hadir di Google News