Berita

Bedah Buku Armaidi Tanjung, Digitalisasi Informasi Organisasi NU Kian Penting

79
×

Bedah Buku Armaidi Tanjung, Digitalisasi Informasi Organisasi NU Kian Penting

Sebarkan artikel ini
Bedah Buku Armaidi Tanjung

mjnews.id – Digitalisasi informasi organisasi sebagai upaya penyelamatan arsip semakin penting dirasakan. Artinya, sistem kearsipan yang semula menggunakan sistem manual, berbasis konvensional, sedapat mungkin sudah saatnya dapat beralih ke sistem elektronik yang berbasis digital.

Demikian diungkapkan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumbar Prof. Ganefri, Ph.D, ketika tampil sebagai narasumber pada bedah buku 15 Tahun Nahdliyyin Sumatera Barat di Dunia Maya (Berita di NU Online 2005-2020), Sabtu (17/10/2020) malam di Padang.

Bedah buku yang diselenggarakan secara virtual juga menampilkan tiga narasumber lain, Pemimpin Redaksi NU Online Achmad Mukafi Niam, Ketua PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumbar Dr. Ahmad Wira dan Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumbar Dr. Rahmat Tuanku Sulaiman. 

Ganefri yang tampil dengan tema “Membingkai Realita ke Dunia Maya: Jejak Digital Nahdlayyin di Sumbar”, menyebutkan, buku ini telah menggambarkan pentingnya prinsip provenance (asal-usul, fungsi arsip dalam organisasi) dan original order (aturan asli, konteks dari fungsi arsip untuk organisasi).

“Buku ini telah menginformasikan bagaimana rapinya pengarsipan yang disusun secara efektif dan efesien selama 15 tahun di Sumatera Barat pada dunia maya,” kata Ganefri, yang juga Rektor UNP ini.

Bedah buku setebal 620 halaman yang ditulis Armaidi Tanjung, diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Santri 22 Oktober 2020, dipandu moderator Zeki Aliwardana, diikuti pengurus NU di Sumbar, badan otonom, lembaga, kader NU dari Bandar Lampung dan Bogor. 

Ketua PW ISNU Ahmad Wira mengatakan, manfaat bedah buku ini tentu tidak saja bagi penulisnya, tapi juga publik pembaca. Pelajaran terbesar yang diambil ketika seorang penulis berani bukunya dibedah adalah adanya ruang untuk mendialogkan pesan yang ingin disampaikan dari bukunya. Bagi ISNU Sumatera Barat, bedah buku ini merupakan pekerjaan intelekual. Pekerjaan sarjana NU sehingga ISNU melihat kegiatan ini sangat relevan dan perlu terus dilanjutkan.

“Sebuah tulisan yang disuguhkan oleh Armaidi Tanjung kepada publik pembaca patut disambut gembira di tengah sulitnya mendapatkan referensi NU di Sumbar. Tentu ini sebuah karya yang cemerlang. Armaidi Tanjung sudah memulainya,” kata Ahmad Wira, yang juga Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Imam Bonjol.

(eds)

Kami Hadir di Google News