PendidikanSumatera Barat

Belajar Online Tak Efektif di Siberut Selatan, Kendalanya Internet, Guru dan Siswa Tak Punya Smartphone

94
×

Belajar Online Tak Efektif di Siberut Selatan, Kendalanya Internet, Guru dan Siswa Tak Punya Smartphone

Sebarkan artikel ini
Belajar Online Tak Efektif di Siberut Selatan, Kendalanya Internet, Guru dan Siswa Tak Punya Smartphone
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit saat mengunjungi beberapa sekolah di Siberut. (ist)
mjnews.id – Di saat dunia pendidikan telah memanfaatkan teknologi untuk proses belajar mengajar, ternyata di Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), masih banyak guru yang belum punya smartphone.
Hal ini tentu membuat proses belajar mengajar pada jenjang pendidikan SMA SMK tidak efisien selama libur sekolah di tengah pandemi Corona atau Covid-19.
Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar, Nasrul Abit mendengar dan melihat langsung keterbatasan di Siberut tersebut. Bahkan, kata Nasrul Abit tidak semua guru dan siswa memiliki ponsel pintar dan tersentuh jaringan internet, khususnya yang berada di desa terpencil kepulauan. Tentunya membuat kegiatan belajar mengajar dari rumah tak bisa dijalankan secara efektif.
“Waktu kunjungan kami, tepatnya Selasa (2/6/2020), kita sudah rapat dengan para guru dan kepala sekolah di Siberut, kendalanya memang daerah sini tidak memiliki jaringan internet. Kita harus carikan solusinya segera,” kata Nasrul Abit, Jumat (5/6/2020).
Menurutnya, pendidikan di Siberut Selatan masih sangat jauh dari harapan yang ditargetkan oleh Pemprov Sumbar untuk mencerdaskan anak yang intelektual dan bermartabat.
Dalam pandemi Covid-19 sudah hampir tiga bulan semua siswa belum diizinkan untuk masuk sekolah. Semua siswa dianjurkan untuk belajar melalui sistem daring. Tentunya sangat miris bagi di daerah pedalaman dan kepulauan.
“Setelah dilakukan evaluasi metode pembelajaran daring di Siberut hanya ada 10 persen, berarti ini belum optimal dan tidak efesien,” ucapnya.
Dijelaskannya, keterbatasan teknologi dan akses internet menjadi masalah utama. Siswa tidak mengetahui tugas yang diberikan para guru.
Terkait permasalahan tersebut Kepala SMAN 1 Siberut selatan Kristin Filiana Br. Maringga, S.Pd, juga mengungkapkan sejak wabah Corona melanda, Pemkab Mentawai meliburkan semua siswa.
“Kami sangat khawatir, kalau terlalu lama libur bisa-bisa anak-anak didik kita akan bodoh, ditambah kendalanya siswa disini tidak bisa melakukan pendidikan melalui daring karena daerah sini tidak mencukupi jaringan internet. Tidak semua murid memiliki HP,” jelas Kristin.
Sementara untuk aset komputer di SMAN 1 Siberut termasuk cukup, hanya tidak dilengkapi jaringan WiFi. Ia juga berharap Pemprov Sumbar bisa memfasilitas hal tersebut untuk kemajuan pendidikan di Kepulauan Mentawai.
“Kami bermohon Pemprov Sumbar bisa memperhatikan kebutuhan pendidikan disini termasuk bantuan dana transportasi bagi guru yang tergolong mahal,” ungkapnya.
Sementara itu saat Wagub mengunjungi SMKN 2 Siberut Selatan kepala sekolah Amati Telaumbanua juga meminta Pemprov Sumbar kelengkapan sarana dan prasarana, termasuk akses jalan menuju ke sekolah yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua yang memiliki tanjakan yang tinggi
“Jalannya kecil pak Wagub, hanya bisa kendaraan roda dua lewat sini. Kalau bisa jalan ini diperlebar dan bisa dilalui oleh kendaraan roda empat,” sebut Amati.
Keterbatasan fasilitas internet juga dirasakan belasan siswa di SMKN 2 Siberut Selatan. Sulitnya mengakses internet, membuat mereka berbondong-bondong untuk pulang kampung. Karena pada umumnya di daerah Siberut SMA dan SMK adalah pelajar yang datang dari pulau-pulau kecil. (*/eds)

Kami Hadir di Google News