PendidikanSumatera Barat

H. Persalide: Harus Dicari Solusi Pembelajaran Daring yang Efektif untuk Siswa di Kota Bukittinggi

103
×

H. Persalide: Harus Dicari Solusi Pembelajaran Daring yang Efektif untuk Siswa di Kota Bukittinggi

Sebarkan artikel ini
H. Persalide: Harus Dicari Solusi Pembelajaran Daring yang Efektif untuk Siswa di Kota Bukittinggi
Praktisi pendidikan Kota Bukittinggi, H. Persalide
mjnews.id – Kota Bukittinggi masih menyandang status zona kuning dalam penanganan percepatan penularan Covid-19, maka Proses Belajar Mengajar (PBM) yang akan dimulai Senin, 13 Juli nanti dilaksanakan secara daring atau luring. Hanya empat daerah yang dinyatakan boleh melaksanakan PBM dengan tatap muka. Empat daerah itu adalah Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Sawahlunto dan Kabupaten Pasaman Barat. Sementara dua daerah seperti Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh diminta untuk menunda dulu pembelajaran secara tatap muka.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno kepada awak media usai Rapat Kordinasi bersama Walikota/Bupati se-Sumbar di Padang, Senin (6/7/2020).
Dengan ditetapkannya Kota Bukittinggi sebagai zona kuning karena masih ada kasus dalam satu bulan terakhir ini, maka pembelajaran mulai dari Jenjang SD hingga SLTA dilaksanakan dalam jaringan atau daring dengan menggunakan aplikasi internet melalui HP orangtua siswa.
Praktisi pendidikan yang juga anggota Dewan Pendidikan Kota Bukittinggi, H. Persalide mengatakan, belajar dalam jaringan yang telah dilaksanakan selama tiga bulan mulai Maret hingga Juni belum efektif. Persoalan utama adalah tidak semua orangtua yang memiliki HP android dan tidak semua orangtua yang pandai memanfaatkan teknologi digital itu. Ditambah lagi, mereka dibebani harus beli pulsa untuk mengirimkan tugas anak mereka.
“Jika mereka memiliki anak dua hingga tiga orang yang masih bersekolah, akan menambah persoalan lagi. Di tengah pandemik Covid-19 masih terlalu berat bagi orangtua menambah beli pulsa internet,” katanya.
Ada lagi persoalan serius dengan belajar melalui daring nanti, kata mantan ketua MKKS SMA Sumbar itu, khusus murid yang baru seperti di kelas I SD, kelas VII SMP dan kelas IX SMA/SMK. Mereka sama sekali belum mengenal lingkungan sekolah dan guru mereka. Bagaimana cara memulai pembelajaran daring bagi anak-anak yang menempati sekolah baru bagi mereka.
Seharusnya Dinas Pendidikan sudah menyusun skema bagaimana menyusun pembelajaran Jarak jauh ini lebih efektif dan efisien serta tersaji pembelajaran yang menyenangkan dan siswa tetap bersemangat untuk belajar. Jangan seperti sebelumnya, guru hanya memberi tugas kepada murid tanpa menjelaskan bagaiamana cara mengerjakannya.
Dengan pemberian tugas yang banyak kepada murid, orangtua juga merasa terbebani karena mereka sendiri diminta memberi pengawasan sedangkan mereka sendiri juga tidak memahami materi yang diberikan.
“Pokoknya, Dinas Pendidikan bersama pakar pendidikan di kota ini harus mencari solusi yang tepat dalam mendesain pembelajaran daring yang efektif dan efisien dan siswa tertarik, senang untuk belajar dipandu guru dari jarak jauh. Siswa baru di SD atau SMP perlu mendapat sosialisasi yang komprehensif bagaimana menghadapi belajar jarak jauh selama new normal ini,” ujar mantan kepala SMAN 1 Bukittinggi itu. (ril)

Kami Hadir di Google News