PendidikanSumatera Barat

Workshop STP Unand Mengolah Biji Kopi Jadi Sabun, Lulur dan Masker

104
×

Workshop STP Unand Mengolah Biji Kopi Jadi Sabun, Lulur dan Masker

Sebarkan artikel ini
Workshop pembuatan produk turunan kopi
Workshop pembuatan produk turunan kopi di Laboratorium Botani Fakultas Farmasi Unand, Selasa (18/8/2020). (Ist)

mjnews.id – Tak hanya menjadi minuman, biji kopi juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan alami untuk penunjang kesehatan dan kosmetik. Implementasi teknologi turunan kopi ini juga bisa menjadi produk unggulan yang bisa dikembangkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumbar, seperti sabun cair, lulur dan masker wajah.

Seperti yang dibahas pada workshop yang digelar Science Techno Park (STP) Universitas Andalas (Unand), Selasa (18/8/2020) di Laboratorium Botani Fakultas Farmasi kampus tersebut. Dua narasumber yang hadir, Netty Suharti dan Febriyenti menyampaikan kepada peserta tentang berbagai produk kesehatan dan kosmetik turunan kopi.

“Satu zat yang terkandung dalam kopi, asam klorogenat bisa mencegah penuaan dini. Inilah yang kemudian menjadikan produk turunan kopi dapat diolah menjadi produk kecantikan seperti lulur dan masker wajah,” kata Febriyenti, dosen Farmasi Unand.

Selain itu, katanya, ampas kopi pun juga bisa dimanfaatkan dalam pembuatan produk sabun cair. Manfaatnya, kandungan kopi tersebut cukup efektif untuk mengangkat kulit mati.

Pada kesempatan itu, dua narasumber mempraktekkan cara pembuatan produk turunan kopi ini, seperti sabun cair, lulur dan masker wajah. Dijelaskan Febriyenti, untuk pembuatan lulur kopi, disediakan serbuk kopi, asam stearat, trienol amin, vaselin album, gliserin, nipagin dan nipasol. 

Sementara itu, Ketua STP Unand, Eka Candra Lina mengatakan, workshop ini merupakan rangkaian kegiatan inkubasi produk unggulan Kota Solok, yang merupakan kerjasama STP Unand dengan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Solok.

Kegiatan ini, kata Eka, memang difokuskan kepada pelaku UMKM untuk bisa menjalankan inovasi ini dari awal hingga tercipta produk yang bisa bernilai jual. “Pelaku usaha akan dibimbing selama tiga tahun. Tahun pertama, targetnya mampu menciptakan prototype produk yang sudah mendapat sentuhan teknologi,” katanya.

Dari hasil pengamatan STP Unand, pelaku UMKM yang fokus pada kopi untuk minuman, biasanya melakukan sortir terhadap kopi yang dibeli dari petani. Hasil sortiran ini biasanya dibuang, dan tidak dijadikan minuman kopi dengan alasan kualitas kurang bagus dan mengkontaminasi rasa kopi. Padahal menurut Eka, hasil sortiran kopi ini bisa dijadikan bahan olahan lainnya, seperti masker, sabun cair hingga lulur kopi. 

“Sayang sekali hasil sortiran itu dibuang, karena bisa dijadikan uang, bisa dijadikan bahan olahan lainnya. STP dan dosen Unand pun sudah melakukan inovasi untuk produk turunan kopi ini. Maka sangat baik sekali hasil riset dosen ini diimplementasikan ke pelaku UMKM Sumbar,” katanya.

Pada workshop itu hadir juga Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian Bappeda Kota Solok, Trisna Maizora. Ia menilai program ini sangat bagus untuk peningkatan kualitas pelaku UMKM untuk bisa menciptakan produk unggulan baru yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

“Pemerintah kota sangat mendukung program kerjasama dengan STP Unand ini. Biasanya pelatihan dilakukan dengan mengumpulkan pelaku usaha secara massal. Namun sekarang kita melakukan pelatihan kepada pelaku UMKM terpilih, terpilah dan tepat sasaran sehingga dengan demikian pelaku UMKM bisa dibina dan dilatih dari awal hingga akhir. Tak hanya mampu memproduksi produk hasil inovasi, tapi juga bisa mencapai legalitas produk sehingga bisa dikembangkan dan disalurkan tidak hanya skala lokal, tapi juga nasional hingga internasional,” katanya.

Ia berharap, dengan adanya kegiatan inkubasi bisnis dan teknologi ini bisa melahirkan pelaku bisnis dengan usaha baru yang tak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tapi juga mampu merekrut tenaga kerja lebih banyak lagi. (why)

Kami Hadir di Google News