PolitikPolriSumatera Barat

Sempat Digerebek, Kapolres Pasbar: Tak Ada Pesta Narkoba di Kantor Partai Gerindra

79
×

Sempat Digerebek, Kapolres Pasbar: Tak Ada Pesta Narkoba di Kantor Partai Gerindra

Sebarkan artikel ini
Kapolres Pasbar
Kapolres Pasaman Barat, AKBP Sugeng Hariyadi, Ketua BNNK Pasbar, Irwan Effendry dan Ketua DPC Gerindra Pasbar, PH saat menggelar jumpa pers di Mapolres Pasbar, Selasa 20 April 2021. (Andika)

MJNews.id – Kantor Partai Gerindra Pasaman Barat (Pasbar) digerebek polisi, Badan Narkotika Nasional (BNN) setempat serta sejumlah warga, Senin 19 April 2021, sekitar pukul 21.30 WIB.

Di kantor itu ada Ketua DPC Gerindra Pasbar, PH yang juga Ketua DPRD Pasaman Barat dan seorang wanita, AS, sekretaris pribadinya.

Penggerebekan itu menindaklanjuti laporan masyarakat yang menduga di kantor tersebut ada pesta narkoba sehingga dua lembaga anti narkoba itu bergerak cepat, turun. Akan tetapi, hasil pengerebekan tidak menemui itu.

“Tidak ada pelanggaran yang terjadi di Kantor DPC Gerindra Pasaman Barat, maupun pada pribadi PH sendiri. Intinya dalam hal ini tidak ada pesanan atau skenario. Itu murni menindaklanjuti laporan dari masyarakat,” kata Kapolres Pasaman Barat, AKBP Sugeng Hariyadi. 

Dia sampaikan, petugas gabungan tidak menemukan barang bukti narkoba apapun di lokasi penggeledahan tersebut, namun mendapati Oknum PH tengah berada di dalam kantor tersebut bersama dengan seorang wanita yang diketahui merupakan sekretaris pribadinya sendiri.

Akan tetapi kata Sugeng, penggeledahan yang dilakukan anggotanya telah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada. “Selama ini penindakan di lapangan berjalan lancar tanpa kendala. Itu berarti Kasat dan jajarannya telah paham dan tahu betul bagaimana SOP yang akan dilakukan,” ucapnya.

Kemudian terkait dengan administrasinya, Sugeng mengakui dalam hal penyelidikan yang informasinya dari masyarakat ada kejadian yang sedang berlangsung, maka untuk administrasinya bisa menyusul setelah tindakan dilakukan.

“Sama halnya dengan kejadian ini, tim kita mendapatkan informasi dari masyarakat, makanya langsung turun ke lapangan untuk melakukan penindakan dan melihat keabsahan informasi tersebut,” jelas AKBP Sugeng.

Sementara itu, Di tempat yang sama, PH mengatakan, penggeledahan dilakukan oleh tim gabungan dari Satres Narkoba dan BNNK Pasbar karena mendapat informasi adanya penyalahgunaan narkotika, namun setelah diperiksa tidak ditemukan barang bukti apapun.

“Benar tim gabungan datang ke kantor DPC Gerindra. Saat itu saya tengah bersama staf saya untuk menyiapkan laporan pajak untuk diserahkan kepada BPK dan seharusnya subuh tadi saya sudah berangkat ke Pekanbaru untuk kegiatan dewan,” katanya

Ia mengatakan, petugas yang datang mengatakan bahwa mereka mendapat laporan adanya penyalahgunaan narkotika dan meminta untuk dilakukan pemeriksaan dan hal itu diizinkan oleh PH. Namun yang menurutnya janggal, ketika penggeledahan berlangsung, warga dibiarkan masuk begitu saja ke dalam lokasi penggeledahan, dan akhirnya muncullah persepsi masyarakat yang menuduhnya telah melakukan tindakan asusila.

“Kalau katanya narkoba, saya setuju untuk diberantas. Malah saya sudah keluarkan dari internal partai sendiri oknum yang diduga terlibat dalam penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Tetapi yang anehnya, saya malah dituduh melakukan hal yang tidak bermoral itu,” ujarnya.

Sehingga akhirnya kata PH, dirinya dipaksa oleh warga setempat untuk membuat surat pernyataan kesalahpahaman yang ditandatangani oleh orang tua perempuan, kepala jorong setempat dan PH sendiri.

“Kita sudah buat surat pernyataan yang menyatakan bahwa hal itu terjadi kesalahpahaman. Jadi yang dituduhkan kepada saya itu tidak benar dan tidak terbukti,” jelas PH.

Di sisi lain, PH juga membantah melakukan dugaan perbuatan mesum dengan staf perempuannya di kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra pada Senin malam itu. 

Ia berada di kantor bersama staf karena ada administrasi partai yang harus disiapkan untuk diserahkan ke Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) paling lama hari ini, Selasa 20 April 2021.

“Selepas salat Isya kemarin saya menghubungi staf saya untuk segera ke kantor karena ada tugas yang harus diselesaikan. Karena hanya dia yang bisa mengoperasikan komputer,” sebutnya.

Ia mengatakan setelah sampai di kantor Gerindra dan usai melaksanakan salat Isya, dirinya mendengar suara ramai di luar dan langsung membukakan pintu. Setelah dibuka, terlihat diluar sudah berdiri Kasat Narkoba dan Kepala BNNK dan anggotanya.

“Ketika saya tanya ada apa, kemudian mereka menjawab bahwa mereka mendapat laporan dari masyarakat tentang adanya dugaan penyalahgunaan narkoba di kantor Gerindra. Mendengar hal itu saya langsung persilahkan masuk dan memeriksa kantor sampai ke lantai dua,” lanjutnya.

Kemudian, jelas PH, setelah turun dari lantai dua masyarakat sudah ramai berdatangan di luar. Saat itu mereka mempertanyakan hal yang lain, yaitu kenapa malam-malam ada perempuan di kantor Gerindra, dan jelas bukan masalah narkoba lagi yang menjadi topiknya.

“Kantor Gerindra itu sama dengan DPRD. Baik siang ataupun malam jika dibutuhkan dapat dipanggil bekerja menyelesaikan tugas-tugas kantor dan tidak harus dilaporkan,” terangnya.

Akan tetapi, terkait asumsi masyarakat yang mempertanyakan kenapa ada perempuan di kantor itu pada malam hari, maka akhirnya dipanggillah orang tua perempuan itu untuk mengklarifikasi atas kejadian tersebut.

“Kita sudah bertemu dengan orang tuanya, dan disaksikan oleh Kepala Jorong kita buat semacam surat klarifikasi dan dibacakan di hadapan seluruh warga, aparat dan wartawan tentang kesalahpahaman yang terjadi, kemudian persoalan itupun selesai,” tandasnya.

(dik)

Kami Hadir di Google News