Perbankan

Bos BRI: Restrukturisasi Kredit Tembus 2,3 Juta Nasabah Rp140,24 Triliun

77
×

Bos BRI: Restrukturisasi Kredit Tembus 2,3 Juta Nasabah Rp140,24 Triliun

Sebarkan artikel ini
Bos BRI: Restrukturisasi Kredit Tembus 2,3 Juta Nasabah Rp140,24 Triliun
Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia.
mjnews.id – Ekonomi terpukul akibat Covid-19. Di bidang perbankan, imbasnya antara lain banyak nasabah penerima pinjaman terbebani dengan kreditnya.
Direktur Utama PT Bank BRI Tbk (BBRI) Sunarso menyatakan, pihaknya telah melakukan restrukturisasi Bank BRI atas kredit terdampak covid-19 sejak tanggal 16 Maret – 26 Mei 2020. Hasilnya tercatat sebanyak 2.303.429 debitur dengan total Rp140,24 triliun.
Jumlah itu terdiri dari Kredit Mikro Rp56,07 triliun, KUR Rp18,67 triliun, Kredit Ritel Rp57,52 triliun, Kredit Konsumer Rp6,7 triliun, Kredit Menengah Korporasi Rp1,19 triliun.
Langkah restrukturisasi ini, menurut Sunarso merupakan tindak lanjut dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No 11 Tahun 2020. Di mana aturan ini merupakan pedoman bank untuk menetapkan debitur yang terkena dampak penyebaran coronavirus disease 2019 (Covid-19) termasuk debitur UMKM.
Dalam melaksanakan restrukturisasi POJK tersebut, BRI telah melakukan langkah-langkah memetakan nasabah terdampak, menetapkan kategori nasabah, dan menetapkan skema relaksasi yang dibutuhkan. Dalam melakukan restrukturisasi kepada nasabah, lanjutnya dilakukan sesuai kategori.
“Para nasabah sudah harus mengerti restrukturisasi dilakukan. Sebenarnya bank belum dapat bantuan likuiditas dan subsidi,” ujarnya dalam Halal Bihalal secara daring, Jumat (5/6/2020).
Menurutnya, semua ini dilakukan dengan kesadaran penuh terhadap asas berbagi beban sambil menunggu implementasi bantuan likuiditas.
Namun, jika implementasinya masih membutuhkan waktu sementara Bank BRI perlu melakukan restrukturisasi bunga kredit. “Kalau tidak dapat? Kita sudah melakukan pinjaman dari luar negeri,” imbuhnya.
Sunarto menjelaskan, dalam waktu dekat BRI akan mencairkan pinjaman sindikasi Club Loan Perbankan senilai USD1 miliar.
“Nantinya pinjaman itu akan dikonversikan ke Bank Indonesia. Ini bunga relatif murah. Enggak usah dipertetangkan dari mana kok murah? Jawabannya rejeki anak soleh. Ini effortnya luar biasa, karena kita kan melayani rakyat kecil,” ujarnya.
Kendati demikian, Sunarto meyakini bila Tuhan menciptakan penyakit juga beserta obatnya. Sunarto berprinsip saat ini yang perlu dilakukan adalah menjalankan tugas dengan penuh dedikasi pada masing-masing tangung jawab.
“Dengan strategi begitu, nanti tiba-tiba muncul (solusi). Jadi cara menghadapinya dengan kekompakan,” ujarnya. (*/eds)

Kami Hadir di Google News