 |
| Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Agam, Ir. Jetson saat menghadiri sosialisasi penilaian sekolah Adiwiyata di SDN 07 Sitapung, Kecamatan Ampek Angkek. (ist) |
MJNews.id – Adiwiyata bukanlah lomba, karena dalam penilaian dokumen sekolah, Adiwiyata tidak menetapkan juara. Adiwiyata yaitu salah satu program pemerintah dalam rangka mewujudkan kebiasaan berbasis budaya peduli lingkungan.
“Pantau selalu apakah pendidikan kehidupan berbasis lingkungan itu sudah diterapkan anak didik di lingkungannya. Hal itu tentu tidak terlepas dari tauladan yang dicontohkan pendidik dan tenaga kependidikan.
“Walaupun dalam kondisi Covid-19 dan tidak ada lomba penilaian Adiwiyata, namun kita harus tetap menggerakkan kegiatan yang bermuara pada Adiwiyata. Jadikan cara hidup kita sesuai pola yang diinginkan dalam program adiwiyata,” demikian disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Agam, Ir. Jetson, M. Si pada kegiatan sosialisasi penilaian Adiwiyata di SDN 07 Sitapung, belum lama ini.
Sementara itu, Kadisdikbud Agam diwakili Kabid Pembinaan SD, Endrisasman mengatakan, implementasi budaya peduli lingkungan hidup kepada warga sekolah. Sekolah juga harus mengintegrasikan program Adiwiyata ke dalam kurikulum sekolah.
“Budaya ramah lingkungan harus dipupuk dari awal. Pengintegrasian program Adiwiyata ke dalam kurikulum sekolah merupakan salah satu indikator penilaian,” tambahnya.
Kabid Tata Lingkungan Dinas LHK, Ir. Alfa menambahkan, dalam penilaian Adiwiyata sekolah saat ini yang diubah hanya menjadi Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).
“Kategori penilaian Adiwiyata saat ini bertitik tolak pada tiga aspek, yaitu perencanaan (20%), pelaksanaan (60%), dan pemantauan gerakan PBLHS.
SDN 07 Sitapung akan dijadikan sebagai pilot projek sekolah Adiwiyata di Kabupaten Agam.
(edy)
