FeaturePendidikanTekno

Inovasi FT Teknik UNP, dari Mesin Pencacah Jerami Sampai Alat Pembuat Pelet

87
×

Inovasi FT Teknik UNP, dari Mesin Pencacah Jerami Sampai Alat Pembuat Pelet

Sebarkan artikel ini
Inovasi Fakultas Teknik UNP

mjnews.id – Suara raungan mesin menghiasi suasana. Beberapa orang mahasiswa bersama dosen terlihat sibuk menguji kelayakan mesin hasil inovasi mereka. Ada mesin yang sudah jadi, ada yang masih berupa rangka besi.

Yang cukup menarik perhatian adalah empat mesin yang berjejer di ruang workshop Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (UNP) ini. Dari mesin pencacah jerami, pengupas kulit jagung, pemisah biji kopi hingga alat pembuat pelet.

Bulkia Rahim, dosen yang jadi Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di universitas tersebut mengatakan pengerjaan mesin ini dilakukan selama dua bulan, dalam rentang Agustus hingga Oktober lalu.

Awalnya dia memperlihatkan straw cutter, alat pencacah jerami. Dengan alat ini, katanya, jerami bisa dicacah lebih halus, sehingga bisa menjadi pupuk. Dengan alat ini, juga tidak menganggu pengolahan sawah atau pengunaan mesin bajak nantinya, karena memang alat ini didesain agar cacahannya bisa langsung lebur dengan tanah.

“Ada tiga mahasiswa yang mengerjakan alat ini,” katanya.

Mesin ini, kata Bulkia, adalah hasil pengembangan dari model sebelumnya. Alat yang sekarang diklaim membuat pencacahan lebih cepat.

“Selain memiliki delapan mata pisau, mesin ini juga dilengkapi motor 7 Pk. Untuk desain kita buat seringan mungkin. Ada dari bahan plat dan aluminium. Untuk bahan pembuatannya menghabiskan dana sekitar Rp.10 jutaan,” jelas Bulkia, Senin (2/11/2020).

Selain itu dia juga memperlihatkan mesin lain, berupa alat pengupasan jagung. Alat ini, katanya, bisa melakukan proses pengupasan kulit jagung, pemipilan biji jagung hingga pencacahan tongkolnya. 

“Hasil cacahan tongkol jagung ini bisa untuk makanan sapi dengan dicampur dedak,” katanya.

Sementara itu, dosen Fakultas Teknik, Jasman memperlihatkan mesin hasil inovasi bersama mahasiswanya, berupa alat pembuat pelet. 

Menurutnya, alat ini akan sangat membantu masyarakat, terutama para peternak ikan. Dengan alat ini peternak tak perlu beli pelet lagi, karena sudah bisa memproduksi sendiri. 

“Dengan alat ini tercipta efisiensi harga dan waktu bagi para peternak,” katanya.

Proses dari alat ini pun lebih sederhana, yang biasanya menggunakan screw press pada alat itu, sekarang menggunakan model rol. Sehingga menjadikan alat lebih ringan dan biaya pembuatan yang lebih rendah.

“Dalam satu jam bisa memproduksi 25 kilogram pelet,” kata mahasiswa yang ikut membuat alat ini.

Selain itu, alat yang cukup menarik adalah mesin pengupas biji kopi. Kopi yang biasanya dikupas secara manual, kini bisa dikerjakan mesin. 

“Proses di mesin ini, proses awal dalam mengolah biji kopi. Ada alat pengupas kulit kopi hingga proses ayakannya untuk memisahkan kulit dan biji kopi,” kata Primawati, dosen tim pelaksana alat ini.

Efisien waktu bisa tercapai dari alat, seperti yang dikatakannya, alat ini bisa mengupas 1 kg biji kopi dalam satu menit. Alat ini dikerjakan dua orang mahasiswa selama dua bulan. Dalam proses pembuatannya menghabiskan dana sekitar Rp.13 juta. 

Diketahui juga, dala waktu dekat mesin-mesin ini rencananya akan diserahkan kepada masyarakat petani dan peternak di Kanagarian Padang Belimbing, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok.

(Wahyu Alhadi)

Kami Hadir di Google News