Nasional

Pencarian Korban Sriwijaya Air SJ182, 45 Kantong Jenazah Diterima Basarnas, 1 Korban Teridentifikasi

125
×

Pencarian Korban Sriwijaya Air SJ182, 45 Kantong Jenazah Diterima Basarnas, 1 Korban Teridentifikasi

Sebarkan artikel ini
puing turbin pesawat sriwijaya air
Penyelam TNI AL menarik puing yang diduga turbin dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke atas KRI Rigel-933 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. (Antara)

mjnews.id – Jumlah kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang diterima Basarnas bertambah. Hingga tadi malam, totalnya ada 45 kantong jenazah yang sudah diterima.

“Yang terakhir saya melaporkan bahwa ada 18 kantong jenazah yang berisi bagian dari tubuh korban, hari ini kita mendapatkan 27 kantong jenazah. Sehingga total hari ini yang sudah kita dapatkan berjumlah 45 kantong jenazah,” ujar Kepala Basarnas, Marsdya TNI (Purn) Bagus Puruhito di Dermaga JITC 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (11/1/2021).

Bagus menyampaikan operasi pencarian kemarin berjalan dengan aman dan lancar. Dia juga menegaskan operasi pencarian yang diikuti oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan potensi relawan lainnya itu berfokus pada evakuasi korban.

“Operasi SAR difokuskan kepada evakuasi korban dan tentunya secara simultan diikuti oleh pencarian material dan yang lainnya, black box dan yang lain,” ucap dia seperti dikutip detikcom.

Lebih jauh Bagus menyampaikan, operasi pencarian yang dilakukan berfokus pada evakuasi korban pesawat Sriwijaya Air SJ182. Kendati begitu, operasi pencarian tersebut juga turut dilakukan terhadap material pesawat.

1 Korban Teridentifikasi

Satu korban kecelakaan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 teridentifikasi. Ini identitasnya. “Sampai pukul 17.00 WIB ini, tim DVI telah menerima sampel DNA dari keluarga korban sebanyak 53 sampel DNA, sampai sore ini juga kita telah menerima 17 kantong jenazah,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (11/1/2021).

“Hasil rekonsiliasi tersebut, sore ini tim dapat mengidentifikasi salah satu korban kecelakaan atas nama Okky Bisma. Kita dapat identifikasi satu korban Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan,” tambahnya.

Dari data yang ditampilkan, Okky Bisma berjenis kelamin laki-laki dengan golongan darah O. Berdasarkan data di e-KTP, Okky Bisma berstatus pelajar/mahasiswa namun dia diketahui merupakan pramugara Sriwijaya Air. Okky Bisma beralamat di Jakarta dan berusia 29 tahun.

Jenazah Okky Bisma bisa teridentifikasi dengan cara membandingkan data sidik jari. “Terhadap kantong mayat yang kami terima, Inafis kemudian melakukan identifikasi. Yang kami peroleh adalah body part berupa tangan kanan, yang lengkap dengan jarinya, masih bagus, sehingga itu memudahkan kami. Dan ketika kami lakukan pengidentifikasian, akhirnya kami bisa mendapatkan identitas seperti yang disampaikan oleh Bapak Karopenmas tadi,” kata Hudi Suryanto.

Hudi menjelaskan tim Inafis Polri mendapatkan data e-KTP Okky Bisma dari Disdukcapil. Selain data e-KTP, tim Inafis juga menerima data berupa sidik jari Okky Bisma dari Disdukcapil.

Kemudian, data sidik jari Okky Bisma yang didapat dari Disdukcapil dibandingkan dengan sidik jari dari tangan kanan yang ditemukan. Hasilnya, sidik jari yang didapat dari Disdukcapil identik dengan sidik jari dari tangan kanan yang ditemukan.

“Dengan kami mendapatkan data e-KTP, maka kami dapat sidik jari juga yang ada di e-KTP tersebut, dan akhirnya kami bandingkan. Untuk meyakinkan apakah ini orang yang sama, data e-KTP yang ada telunjuk tanggannya. Jadi kami ambil sampelnya telunjuk kanan di bandingkan dengan sampel telunjuk kanan juga yang kami temukan di body part tersebut dan hasilnya ternyata identik,” papar Hudi.

“Kami menemukan 12 titik kesamaan dan itu cukup untuk memastikan bahwa orang ini adalah orang yang sama. Ini sudah sangat internasional kaidah ini. Sehingga bisa diyakini dan tidak terbantahkan bahwa ini dalah data orang yang sama,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, satu korban kecelakaan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 teridentifikasi. Identifikasi dilakukan berkat proses antemortem dan postmortem.

Black Box belum ditemukan

TNI Angkatan Laut (AL) mengungkapkan black box pesawat Sriwijaya Air SJ182 tersebut belum ditemukan. Saat ini, area pencarian black box diperkecil.

“Belum. Areanya makin diperkecil, butuh kesabaran ekstra,” kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Julius Widjojono melalui pesan singkat, Senin (11/1/2021).

Pencarian black box dilakukan dengan menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV). Alat pendeteksi itu dimiliki oleh KRI Rigel, yang juga turut melakukan pencarian terkait pesawat Sriwijaya Air SJ182 itu.

“Remotely Operated Vehicle (ROV), itu yang portabel KRI Rigel 933 sendiri punya alat deteksinya,” tuturnya seperti dikutip detikcom.

Diberitakan sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memberikan perkembangan upaya evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ182, yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Black box Sriwijaya Air SJ182 ini sudah diberi tanda.

“Teman-teman dari TNI dan Basarnas, termasuk stakeholders TNI dan Polri juga, saat ini terus berupaya untuk mendapatkan black box yang posisinya juga diduga kuat adalah posisi black box yang kita cari,” kata Marsekal Hadi dalam konferensi pers di JICT 2, Jakarta, Minggu (10/1/2021).

“Terbukti dua sinyal yang dikeluarkan oleh black box tersebut terus bisa dipantau dan sekarang sudah kita beri marking,” imbuh Panglima TNI.

Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono juga mengatakan sudah mengetahui posisi kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ182. KNKT saat ini berfokus pada pencarian dan pengangkatan benda tersebut.

“Kita sekarang sudah mengetahui posisi dari kedua black box tadi dan KNKT turunkan 3 alat pinger finder dan sudah berada di KRI Rigel dan segera akan dilaksanakan pencarian oleh para penyelam dengan menggunakan portable pinger finder,” kata Soerjanto di JICT 2, Jakarta, Minggu (10/1/2021).

Sebagaimana diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1), pukul 14.40 WIB. Pesawat hilang kontak setelah 4 menit mengudara.

(dtc)

Kami Hadir di Google News