Nasional

Awal 2021 Ini Indonesia Dilanda 5 Bencana

83
×

Awal 2021 Ini Indonesia Dilanda 5 Bencana

Sebarkan artikel ini
bencana di mamuju
Dampak gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. (Antara)

MJNews.id – Lima bencana terjadi di Tanah Air di pembuka tahun 2021. Mulai dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada 9 Januari, disusul longsor Cimanggung, Sumedang yang hingga kini menelan puluhan korban jiwa.

Berselang satu pekan kejadian gempa bumi berkekuatan M 6,2 menghantam Kabupaten Majene dan Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, pada 15 Januari. BNPB merilis hingga saat ini, Minggu (17/1), 56 orang dinyatakan meninggal dunia.

Belum kering air mata, banjir bandang juga merendam Kalimantan Selatan. Basarnas mengungkap 2.600 warga yang terdampak harus mengungsi. Teranyar, banjir dan longsor juga terjadi di Kota Manado, 6 orang meninggal dunia dan 500 lebih warga yang terdampak mengungsi.

1. Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 masih terus dilakukan. Sampai kemarin, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah menerima 188 kantong berisi bagian tubuh.

“Kemudian sampai hari ini jam 09.00 WIB (kemarin, red) juga, kami telah menerima total 188 kantong body part (jenazah). Yang semua itu terdiri dari 162 yang telah kami periksa dan sisanya 26 yang sedang kami periksa,” ujar Komandan Disaster Victim Identification (DVI) Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Hery Wijatmoko, saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (17/1/2021).

Hery menambahkan tim DVI masih melakukan proses identifikasi korban Sriwijaya Air. Dia mengatakan sampel DNA yang telah diterima tim DVI sebanyak 351 sampel.

“Terdiri 208 dari sampel postmortem dan 143 dari antemortem. Jadi ada beberapa sampel antemortem yang sedang kami kejar, kami collect untuk dilakukan pemeriksaan lanjut, salah satunya adalah sampel yang dari Jawa Tengah. Karena untuk DNA, pemeriksaan DNA itu kalau jenis kelamin nya sama, kami harus melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam untuk menentukan si A si B-nya,” bebernya seperti dikutip detikcom.

Dia mengatakan total korban yang sudah dikenali sebanyak 24 penumpang. Ke-24 korban yang sudah teridentifikasi itu, kata Hery, bisa teridentifikasi dengan pemeriksaan DNA dan sidik jari. “Perkembangan terakhir kami telah mengidentifikasi sebanyak 24 korban dan kemarin sudah dirilis semuanya oleh Bapak Karo Penmas,” tandas Hery.

2. Longsor Sumedang

Korban meninggal dunia dalam bencana longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terus bertambah. Tim SAR gabungan kembali menemukan dua orang korban berjenis kelamin perempuan dalam operasi yang dilaksanakan pada Minggu (17/1/2021).

Penemuan dua korban tersebut, menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 31 orang dan 9 orang korban lainnya masih dalam pencarian.

“Tim SAR Gabungan kembali menemukan korban berjenis kelamin perempuan dalam keadaan meninggal dunia. Kedua korban dievakuasi menggunakan ambulans ke Posko DVI Polda Jabar di Puskesmas Sawah Dadap untuk dilakukan identifikasi,” ujar Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansah dalam keterangan resminya.

Kedua korban tersebut ditemukan di sektor 1, yakni sektor hajatan dan lapangan voli. Sekadar diketahui, sejumlah saksi mengatakan terdapat banyak orang di area hajatan ketika bencana longsor datang pada Sabtu (9/1) petang. Diketahui, ketika itu tuan rumah hendak menggelar pesta pernikahan pada Minggu (10/1).

3. Gempa Sulawesi Barat

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data korban jiwa gempa di Sulawesi Barat. Per sore kemarin, total korban yang meninggal mencapai 73 orang. 

“Total 73 meninggal dunia,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Raditya Jati dalam konferensi pers ‘Update Kondisi Terkini dan Upaya Penanganan Bencana di Berbagai Daerah’ yang disiarkan BNPB, Minggu (17/1/2021).

Dari 73 korban jiwa tersebut, 9 di antaranya berasal di Majene. Sedangkan 64 lainnya berasal dari Mamuju. “Gempa di Sulbar, di Majene 9, Mamuju 64 orang,” ujarnya.

Hingga saat ini, puluhan ribu warga juga masih mengungsi. Raditya mengungkapkan update terbaru ada 37.850 warga terdampak yang mengungsi. “37.850 yang mengungsi,” kata Raditya.

Demi kelancaran penanganan gempa di Sulbar, Kepala BNPB Doni Monardo untuk sementara juga berkantor di Mamuju. Selain itu, BNPB telah menempatkan 3 helikopter di lapangan untuk distribusi logistik dan peralatan serta operasional.

4. Banjir Bandang Kalimantan Selatan

Banjir bandang merendam sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga saat ini. Basarnas mengungkapkan sudah ada 2.600 warga terdampak banjir yang mengungsi.

Dampak banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) meluas. Saat ini ada puluhan ribu warga Kalsel mengungsi karena rumah mereka terdampak banjir.

Sejumlah truk bermuatan barang tertahan di ruas jalan Ahmad Yani Km 55 akibat putusnya oprit jembatan, di Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat (15/1). Ruas jalan nasional di Provinsi Kalimantan Selatan menghubungkan antar Kabupaten dan Kota bahkan Provinsi Kalimantan Timur putus akibat banjir yang merusak oprit jembatan Sungai Salim sejak Kamis (14/1) pagi.

5. Banjir dan Tanah Longsor Manado

Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), diterjang tanah longsor dan banjir hingga setinggi 3 meter. Akibatnya, 5 orang dinyatakan meninggal hingga ratusan warga lainnya mengungsi.

“Peristiwa ini menyebabkan lima orang meninggal dunia, satu orang hilang masih dalam pencarian serta 500 jiwa mengungsi yang masih dalam proses pendataan,” Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati seperti dilihat di laman resmi BNPB, Minggu (17/1/2021).

Banjir dan tanah longsor terjadi di Kota Manado itu akibat hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil pada Sabtu (16/1) pukul 15.09 Wita dengan tinggi muka air sekitar 50 cm-3 m.

Sejumlah kecamatan yang terdampak peristiwa ini antara lain Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Wenang.

“Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan kerugian materil yakni dua unit rumah rusak berat dan 10 unit rumah rusak sedang,” ujar Raditya.

(*/dari berbagai sumber)

Kami Hadir di Google News