Kemenhub

Kapal Terbalik di Sambas Kalbar, Begini Penjelasan Kemenhub

127
×

Kapal Terbalik di Sambas Kalbar, Begini Penjelasan Kemenhub

Sebarkan artikel ini
Kapal Terbalik di Sambas

MJNews.id – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Sintete Kementerian Perhubungan bersama dengan tim SAR mengevakuasi para penumpang dalam terbaliknya kapal motor penyeberangan (KMP) Bili di Dermaga Parigi Piai di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. 

Kepala KSOP Kelas IV Sintete, Yuli Indrawanto menyebutkan KMP Bili mengalami insiden pada Sabtu (20/2/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.

“Telah terjadi insiden terbaliknya kapal pukul 14.00 WIB. KSOP Sintete menerima berita dari Nakhoda bahwa kapalnya terbalik. Kapal penyeberangan KMP Bili dengan operatornya PT ASDP Indonesia Ferry (Persero),” kata Yuli dalam keterangan tertulis, Sabtu, 20 Februari 2021.

Ia langsung merespons insiden tersebut setelah mendapat laporan dengan menurunkan Quick Response Team (QRT). Adapun kapal menyeberangi Sungai Sambas Besar dengan jarak 800 meter dari Tebas menuju Parigi Piai.

“Pada saat mau bersandar di Dermaga Parigi Piai dan penumpang mulai turun, kapal miring dan tali putus sehingga terbalik,” ujarnya.

Dia mengungkapkan jumlah penumpang tercatat 72 orang dan 15 orang ABK. Sementara kendaraan yang berada di atas kapal terdiri dari 11 unit truk sedang, dua unit mobil dan 40 unit sepeda motor.

Tidak ada korban jiwa, namun ada beberapa penumpang yang mengalami luka ringan. Semuanya langsung dievakuasi dan ditangani di puskesmas terdekat.

“Sampai saat ini tidak ada korban jiwa, yang luka ringan dibawa ke puskesmas sekitar 18 orang,” kata dia.

Saat ini, kata dia, tengah dilakukan pemeriksaan dan keterangan lebih lanjut dari nakhoda kapal. Tindakan dilakukan bersama beberapa instansi terkait. Sementara itu, untuk proses pengapungan akan dilakukan oleh PT ASDP selaku operator kapal tersebut.

“Kami melakukan pemeriksaan awal terhadap nakhoda dan petugas darat dari ASDP untuk mengetahui kronologis dan mencari data, kemudian meminta ke ASDP untuk menambah tali kapal agar kapal tidak bergerak di bawah arus,” ujar Yuli.

(*/eds)

Kami Hadir di Google News