Bola

Sekolah Sepakbola Merah Putih Bangkinang, Satukan Pesepakbola Berbakat dan Kurang Mampu

117
×

Sekolah Sepakbola Merah Putih Bangkinang, Satukan Pesepakbola Berbakat dan Kurang Mampu

Sebarkan artikel ini
Sekolah Sepakbola Merah Putih Bangkinang
Sekolah Sepakbola Merah Putih Bangkinang.

mjnews.id – Sekolah Sepakbola Merah Putih (SSB MP) Bangkinang, Kampar, Riau usianya memang baru seumur jagung. Namun apresiasi rancak wajar diberikan kepada SSB yang ber-home base di Stadion Tuanku Tambusai ini.

SSB MP berdiri pada tahun 2015. Lima tahun perjalanan tim dengan CEO Nur Adlin itu susah, senang telah dilalui dengan tetap eksis.

Berbagai iven kelompok usia diikuti. Semua itu demi mengakomodir pesepakbola muda nan berbakat di Bangkinang.

Nur Adlin memang ‘penggila’ sepakbola. “Jujur saja saya berkeinginan mengakomodir pesepakbola di Bangkinang ini. Atau lebih tepatnya menyatukan pesepakbola berbakat,” kata Nur Adlin.

Diakuinya sebagai pembina tentu tidak ingin pula diberikan keistimewaan kepada sang.

Agar lebih fokus melakukan pembinaan terhadap sang putra dan pemain berbakat lainnya Nur Adlin pun memutuskan mendirikan SSB.

“Jadi, bila kita urus dengan tata kelola yang baik tentu bisa menghasilkan yang terbaik pula. Apalagi pemain potensial namun tidak terakomodir dengan baik, tentu kita akan rugi sendirinya,” jelas Nur Adlin yang juga Waketum KONI Kampar itu.

Nur Adlin pun akhirnya memutuskan mendirikan SSB. Niat pun terlaksana. Hanya saja soal nama apa diberi belum terpikirkan. Ada yang menarik dari ide pemberian nama SSB-nya itu.

“Sewaktu kami berhenti di salah satu lampu merah di Bangkinang. Lalu spontanitas ide nama SSB ini muncul. Di kaca spion dekat sopir ada bendera Merah Putih. Langsung saja suami saya beria nama SSB Merah Putih,” cerita Leni Widiarti, istri dari Nur Adlin.

Alhasil, jersey pun warna, bendera Indonesia, Merah Putih.

Nur Adlin pun membenarkan ide pemberian nama SSB itu. “Dulu saya yang intens urus sepakbola ini. Semenjak SSB MP ini berdiri, istri saya yang ‘gila’ mengurus sepakbola ini sekarang,” ungkap Nur Adlin.

Awal berdiri SSB itu, Nur Adlin langsung jadi pelatih. Disebabkan kesibukan di KONI Kampar dan mengurus ternak ayam, Nur Adlin pun akhirnya menyerahkan kepelatihan kepada orang lain.

“Jadi, salah satu tujuan saya mendirikan SSB ini mengakomodir pesepakbola berbakat di Kampar umumnya dan Bangkinang khususnya,” kata Nur Adlin.

Alhasil, suami istri yang satu ini juga disibukkan mengurus sekitar 200 pesepakbola dari berbagai kelompok usia. Mulai usia muda hingga senior.

“Ada kebahagian tersendiri bagi kami sekeluarga mengurus sepakbola. Apalagi saat para pemain berkumpul di rumah. Mereka bercanda, makan bersama. Kebersamaan itu lah yang membuat kami gambira,” tutup Nur Adlin.

Di Piala SIWO PWI Sumbar U-14 ini dua putra Nur Adlin menjadi pemain kunci. Pertama Muhammad Akbar Juan. Pemilik jersey nomor 4 itu diberi jabatan il-capitano. Posisi stoper. Satu lagi Muhammad Dude Baihaqi pemilik nomor 7 beroperasi di sektor striker.

Si sulung juga pesepakbola. Namanya Muhammad Raja Bintang. Tergabung di kelompok usia 17 tahun. Klop sudah keluarga yang memang ‘menggilai’ sepakbola ini.

(Dede Amri)

Kami Hadir di Google News