FeatureTekno

Robana, Si Pendeteksi Antisipasi Virus Corona Karya Tim Robotic UNP

80
×

Robana, Si Pendeteksi Antisipasi Virus Corona Karya Tim Robotic UNP

Sebarkan artikel ini
Wakil Rektor 3 UNP Hendra Syafruddin saat mencoba Robana
Wakil Rektor 3 UNP, Dr. Hendra Syafruddin saat mencoba Robana, sang pendeteksi. (Ist)

mjnews.id – Memakai gaun bak seorang putri, dia berdiri manis di depan pintu. Saat orang datang menghadapnya, dia segera menyambutnya. “Selamat datang, silahkan cek suhu, Anda,” katanya. 

Orang yang diminta mencek suhu tubuh kemudian menaruh tangannya di tempat yang disiapkan. “Silahkan masuk,” katanya lagi seusai suhu tubuh orang di hadapannya selesai di cek dan terdeteksi masih di ambang batas yang diizinkan. Dia memberi izin masuk sambil membuka portal di sebelah kiri tubuhnya.

Tapi dia bukan puteri, melainkan robot yang dibuat Tim Robotic Universitas Negeri Padang (UNP). Sejak tiga hari terakhir, “robot cantik” bermahkota monitor ini diujicobakan sebagai alat pengukur suhu dan mendeteksi orang yang akan masuk gedung Rektorat kampus pencetak pendidik dan tenaga kependidikan tersebut.

Robana namanya, yang merupakan singkatan dari Robot Antisipasi Corona. Dia dibuat sejak satu bulan terakhir oleh tim yang beranggotakan 10 orang. Mereka berasal dari berbagai disiplin ilmu di kampus tersebut, diantaranya dari Fisika, Matematika, Teknik Sipil, Elektronik, dan Mesin. 

“Ada empat bidang dalam tim ini. Pertama disainer yang bertugas untuk merancang bentuk awal robot. Setelah itu, bidang pengkabelan yang membuat sumber dan sensor robotnya. Kemudian programmer, untuk pengoperasiannya dan terakhir finishing yang bertugas untuk menghias robot,” rincinya.

Robana tak hanya bisa mendeteksi suhu tubuh, tapi juga bisa tahu ada orang yang tak memakai masker berdiri di hadapannya. Bila ada yang demikian, dia langsung meresponnya.

“Maaf, Anda tidak diizinkan masuk. Silahkan gunakan masker Anda,” perintahnya.

Begitulah. Robot ini menurut Pembina Unit Kegiatan Robotic dan Otomasi, Risfendra, memang diciptakan untuk mengantisipasi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.

“Robot ini, kami ciptakan setelah mendapatkan tantangan dari rektorat untuk menciptakan robot yang bisa mengantisipasi pandemi Covid-19 ini,” ceritanya.

Akhirnya, bersama timnya, Risfendra merancang pagu anggaran pembuatan robot yang diajukan ke rektorat dan dikabulkan sebesar Rp11 juta. Namun, dana tersebut diakuinya masih belum cukup untuk kesempurnaan sang robot pendeteksi yang masih lemah pada sistem sensornya.

“Kami masih butuh sejumlah dana untuk penyempurnaan robot ini, meski selama pembuatan tim berupaya meminimalisir anggaran,” tuturnya lagi.

Menurut Dosen Elektronika UNP ini, pada mulanya bentuk robot belum menyerupai manusia seperti saat sekarang. Namun terus disempurnakan berdasarkan riset-riset singkat yang mereka lakukan bersama.

“Semula hanya bentuk kotak, tapi terus disempurnakan hingga berbentuk seperti saat ini,” urainya.

Robana diakuinya adalah robot tercepat yang dibuat oleh Tim Robotic UNP. Jadi wajar bila ada beberapa kesulitan yang masih ditemui dalam pembuatan robot yang menggunakan Mini PC dengan prosesor Rasberri Pi tersebut.

“Akurasinya masih perlu ditingkatkan. Utamanya pada mesin “learning” untuk mendeteksi wajah orang, menggunakan masker atau tidak. Ini yang agak berat. Jadi masih perlu peningkatan pada argoritmanya,” ujarnya.

 

Namun mereka akan terus berupaya agar terjadi kesempurnaan pada Robana, sehingga bisa dibuat menjadi beberapa unit dan dapat digunakan di kampus tersebut. Bahkan, nanti diharapkan bisa dikomersilkan, seperti di negara maju yang robot bagaikan sebuah kebutuhan.

“Secepatnya kami lakukan perbaikan untuk kesempurnaannya,” katanya tak mau merinci waktu tuntasnya.

Wakil Rektor III UNP, Dr. Hendra Syafruddin yang ikut menyaksikan ujicoba mengakui, saat ini Robana masih berupa prototype yang akan terus disempurnakan.

Pihak rektorat, diakuinya, siap menggelontorkan dana demi kesempurnaan tersebut, karena Robana memang dibutuhkan untuk membantu mendeteksi orang yang masuk ke kampus tersebut. Sekaligus meringankan pekerjaan petugas keamanan kampus yang belakangan menjadi bertambah dengan mencek satu per satu suhu tubuh para tamu yang datang ke kampus tersebut.

(yni/eds)

Kami Hadir di Google News