PendidikanSumatera Barat

40 Tahun Menjadi Honorer, Muryati Dilepas dengan Derai Air Mata

90
×

40 Tahun Menjadi Honorer, Muryati Dilepas dengan Derai Air Mata

Sebarkan artikel ini
Muryati%2BDilepas%2Bdengan%2BDerai%2BAir%2BMata

SULIT AIR, MJ News – Muryati tidak pernah menduga bakal mengabdi sebagai tenaga honorer selama 40 tahun. Sekalipun honor yang diterimanya tidak sebanding dengan gaji PNS/ASN, yang seusia dengannya, tetapi sejak awal ia tidak pernah mempedulikan penghasilannya itu.

“Ini pekan terakhir saya mengabdi di PSA Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok,” ujar Muryati.

Terhitung sejak, Kamis (5/3/2020) lalu, merupakan hari terakhir pengabdian di madrasah PSA Sulit Air ini. 40 tahun lebih perempuan asli Jawa Timur ini di Sulit Air. Keluarga besar Yayasan PSA Sulit Air menggelar acara perpisahan sederhana untuk Muryati, sang guru Bahasa Arab ini.

Muryati dan keluarga besar PSA tidak mampu menahan air mata saat acara perpisahan digelar. Apalagi ketika dia menyampaikan kata-kata pamit, semua hadirin berurai air mata. Bagaimana tidak, jarang ditemukan guru yang mau mengabdi selama 40 tahun sebagai tenaga honorer.

“Saya akan pulang ke Jawa Timur,” ujar istri dari Dr. M. Zainal Arief, Dosen STIE Elhakim, Sulit Air ini.

Muryati merasa bukan lagi perantau. Apalagi sejak 1980-an sudah berada di Sulit Air. Ia benar-benar merasa dunsanak atau keluarga besar Sulit Air. Nyaris tidak ada yang tidak kenal dengannya.

“Tamatan PSA sudah banyak yang sukses, baik di rantau maupun di kampung dengan beragam profesi, saya tetap bertahan sebagai tenaga honorer di madrasah swasta ini,” jelas Muryati.

Berbekal ilmu Bahasa Arab dari Pondok Pesantren di Ponorogo, Jawa Timur, dia datang ke Sulit Air tahun 1980-an. Ia mengabdi di Yayasan PSA ini sebagai guru bahasa Arab.

“Sempat beberapa kali tes CPNS, tetapi belum berhasil,” jelas Muryati.

Bukan hanya ikut seleksi CPNS, ketika ada kesempatan menjadi CPNS dari K1 dan K2, ia pun menyiapkan bahan, sama dengan tenaga honorer kategori 1 (K1) maupun K2 tersebut, tetapi ketika teman-temannya yang lain berhasil, namanya justru dia tidak keluar. Ia tetap sebagai tenaga honor yayasan.

“Alhamdulillah suami saya selalu memberi semangat untuk terus mengabdi,” jelas Muryati.

“Pengabdian Muryati luar biasa, 40 tahun mengabdi sebagai tenaga honorer di MAS PSA Sulit Air ini,” jelas Kepala MAS PSA Drs. H. Irdizon, sekaligus mewakili yayasan.

Sekalipun dia gagal menjadi PNS, alhamdulillah satu dari lima anaknya, kini sudah menjadi PNS di Jawa Timur. Karena itulah, keluarga besar PSA Sulit Air, jelas Irdizon, selalu mendoakan Muryati dan keluarga agar selalu diberikan yang terbaik oleh Allah SWT. (*/lem)

Kami Hadir di Google News