Pendidikan

Perjuangan Berat Mahasiswa Kampung Malancar Pasaman untuk Kuliah Daring

83
×

Perjuangan Berat Mahasiswa Kampung Malancar Pasaman untuk Kuliah Daring

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Kampung Malancar Pasaman cari sinyal
Mahasiswa Kampung Malancar mencari sinyal internet di atas bukit. (defri wahyudi) 

MJNews.id – Sejumlah mahasiswa di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat merasakan perjuangan ekstra saat kuliah daring (online). Di beberapa tempat ada yang sinyalnya kuat, namun di tempat lain ada pula yang bahkan tidak bersinyal sedikit pun.

Hal itu tentu sangat berpengaruh saat mengikuti kuliah daring. Pandemi Covid-19 yang masih berlanjut membuat perkuliahan daring juga berlanjut. Meski cara ini terbilang efektif tetapi tidak selalu berjalan baik, terutama kalau tidak ada sinyal HP (internet).

Kendala ini juga dialami mahasiswa dari Kampung Malancar, Nagari Pintu Padang, Kecamatan Mapat Tunggul. Mereka harus keluar kampung untuk mencari sinyal di tempat yang lebih tinggi. Di mana di sana mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh dari rumah, mereka harus pergi pagi dan pulang sore harinya.

Hal itu diungkapkan Reynaldi, seorang mahasiswa IAIN Bukitinggi. “Kami pergi pagi dan pulang siang, kami pun juga membawa bekal dari rumah,” tutur Reynaldi.

Kuliah online di tempat terbuka tentunya tidak selalu berjalan mulus mengingat cuaca yang selalu berubah-ubah. Terkadang mereka kehujanan dan harus mencari tempat berteduh. Demi mengikuti kuliah online, Reynaldi dan teman-temannya harus berada di sana sampai perkuliahan selesai.

Jaringan komunikasi di Kabupaten Pasaman, tepatnya di Malancar memang kurang memadai. Sebab di sana hanya memiliki satu tower yang dibangun di Bukit Tujuh, mengambil sinyal dari Pasir Pengaraian, Riau. Jika listrik di Pasir Pangaraian mati, maka sinyal di Bukit Tujuh juga akan mati. Hal itu diungkapkan oleh Sumardi Oyong, guru SDN 10 Pintu Padang.

Susahnya tinggal di pedalaman, mau kuliah daring, tak ada sinyal…

(Jefri Wahyudi)

Kami Hadir di Google News