Pendidikan

NGOBRAL IKA Unand Himpun Bulir Pikir Para Guru Besar

102
×

NGOBRAL IKA Unand Himpun Bulir Pikir Para Guru Besar

Sebarkan artikel ini
NGOBRAL IKA Unand
Rektor Unand, Prof Yuliandri menjadi pembicara secara virtual pada NGOBRAL IKA Unand, Kamis 1 Juni 2021, di Barau Coffee Muaro Padang. (ist)

PADANG, MJNews.ID – Ngobrol Bareng Alumni (NGOBRAL) IKA Unand mengusung tema Transformasi Digital dan Kampus Merdeka Belajar di Perguruan Tinggi Sumatera Barat bertabur bulir pikir banyak guru besar.
Didapuk menjadi narasumber Prof Yuliandri (Rektor Unand), Prof Musliar Kasim (Rektor Universitas Baiturahmah), Prof Tafdil (Rektor UBH), Prof Fasli Jalal dan Prof Herri (Kepala LLDIKTI Wilayah X) dan Prof Dedi (Rektor Unidha).
NGOBRAL dimoderatori Sukri Umar di Barau Cafe, di jadwalkan Gubernur Sumbar Mahyeldi menjadi pembicara utama di NGOBRAL IKA Unand tersebut.
Dimulai sambutan Sekretaris OC Kongres VI IKa Unand Ilhamsyah Mirmang, dilanjutkan Ketua Harian Surya Tri Harto dan Sekjend DPP IKA Unand Prof Reni Mayerni. Moderator memberikan kesempataan pertama kepada Prof Musliar Kasim lalu dilanjutkan Prof Tafdil.
“Dua mantan rektor Unand telah memberikan bulir pikiran terkait kampus merdeka belajar merdeka memanfaatkan transformasi digital juga soal akreditasi, ” ujar Sukri Umar.
Lalu Ketua LLDIKTI Prof Heri dan disambung okeh Prof Fasli Jalal.
“SDM harus disiapkan untuk menerapkan digital transformasi. Karena mereka yang menjadi driver untuk digital transformasi. Semua dosen harus merubah mainset mengajarnya karena kekinian Dosen tidak satu-satunya sumber informasi lagi. Terus harus ada secara berkala upgrading tranformasi teknologi dilakukan oleh Unand,” ujar Fasli Jalal, Kamis 1 Juli 2021.
Tidak dosen saja, mahasiswa harus mengikuti ritme perubahan di kampus merdeka belajar.
“Artinya mahasiwa. diminta proaktif dan kreatif dalam menggali ilmu dari sumber lain di media digital yang sangat banyak di platform media informasi teknologi,” ujar Fasli Jalal.
Ingat ya, kata Fasli Jalal, mahasiswa jadi pintar itu pilihannya, tidak karena Unand dan tidak oleh Dosen.
“Belajar mandiri dimaksudkan adalah belajar bisa dari mana saja,” ujar Fasli.
Di Yarsi saat lock down karena pandemi Covid-19 awalnya sedikit gagap juga, tapi karena sudah punya basic memahami belajar daring. Kini sudah menjadi biasa belajar secara daring mulai mendengar dan manshare upload tugas termasuk absen digital.
“Digitalisasi memberikan keleluasaan dalam menggali ilmu, kampus harus melakukan maintenance sistem untuk menghindari beban puncak yang membuat sistem down atau lelet, ” ujar Fasli.
Sedangkan Rektor Unand, Prof Yuliandri mengatakan Kampus Merdeka Belajar dipercepat pelaksanaannya di masa pandemi Covid-19.
“Meski sebelumnya Unand harus menyesuaikan perubahan tata kelola lembaga. Oktober 2019 ada kabinet, berubah Kemenristek Dikti menjadi Kemendikbud. Implikasinya semua kebijakan pun berubah, awal 2020 semua Peguruan Tinggi kiblat kinerjanya ke Kemendikbud lagi. Saat itu untuk penyesuaian anggaran mencapai empat bulan lamanya waktu itu ” ujar Yuliandri.
Proses berubah nomenklatur kementerian menjadi tantangan belum. lagi kerja keras mengejar target capaian. Juga ada proses perubahan status Univeristas Andalas. Kini di masa pandemi Covid-19 Kemendikbud mencanangkan pelaksanaan Program Kampus Merdeka Belajar yang menuntut perguruan tinggi negeri dan swasta.
“Unand menjadi kampus pionir melaksanakan program kampus merdeka belajar. Kita menyesuaikan semua instrumen untuk melaksanakan kampus merdeka tersebut,” ujar Yuliandri.
Saat Covid-19 Unand langsung memindahkan belajar secara daring.
“Dan semua persiapan kita untuk program kampus merdeka dan belajar kita laksanakan dengan melakukan maintenance sistem saat belajar daring dilakukan,” ujar Yuliandri.
Menurut Yuliandri kebijakan tranformasi digital terus berproses mulai penguatan akses dan server diupgrade juga kesiapan SDM.
“Proses dilakukan Unand tetap terbuka untuk mengajak kampus swasta di Sumbar, ayo kita berkolaborasi untuk laksanakkan dan sukses program kampus merdeka belajar,” ujar Yuliandri.
(rls)

Kami Hadir di Google News