Pendidikan

SMKN Pariwisata Sumpur Kudus Sijunjung Butuh Perhatian

113
×

SMKN Pariwisata Sumpur Kudus Sijunjung Butuh Perhatian

Sebarkan artikel ini
SMKN 8 Sijunjung

MJNews.id – Sudah memasuki tahun kedua berdirinya SMKN Pariwisata dan Perhotelan di Nagari Mangganti, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, dari 20-an tenaga pendidik dan kependidikan, sampai sekarang hanya kepala sekolah yang berstatus ASN. Selebihnya, termasuk tenaga administrasi, tenaga honorer dan sukarela.

Memiriskan lagi, dari 17 guru tersebut, belum ada yang menangani mata pelajaran sesuai dengan ilmu yang diempunya. Kalaupun ada tidak berasal dari keguruan.

Padahal, sekarang sekolah ini sudah mempunyai siswa 140 orang. Anehnya, anak pertama terdiri empat rombongan belajar (rombel) (dua rombel jurusan Perhotelan dan dua rombel lagi Usaha Perjalanan Wisata). Sementara tahun ajaran sekarang, jumlah siswa turun drastis 50 persen dan masing-masing jurusan hanya satu rombel.

Fenomena itu tidak ditampik oleh Kepala SMKN 8, Basril. Menurut Sarjana Fisika tempatan dari SMKN 2 Sijunjung ini, Kamis (21/1/2021), dari jumlah siswa yang ada telah memenuhi daya tampung sekolah yang hanya terdiri dari enam rombel. 

“Jika tahun ajaran baru besok ada siswa yang mendaftar, terpaksa melakukan pensekatan ruang pertemuan menjadi lokal belajar atau dijadikan dua shif,” terang Basril.

Diakui Basril, prospek sekolah ini sangat bagus untuk pengembangan wisata Sijunjung ke depan yang mempunyai potensi dan nilai jual tinggi. Selain itu, untuk sekolah yang mempunyai jurusan ini untuk di kabupaten/kota yang ada di sekitar Kabupaten Sijunjung, hanya ada di Sijunjung.

Untuk memajukan sekolah ini dan dapat dijangkau dengan mudah, dibutuhkan perhatian harus ada komitmen pemerintah dengan instansi terkait membenahi fasilitas dan insfrastruktur, termasuk lokasi objek wisata. “Dalam mengemas itu harus ada perencanaan dan program pembangunan tuntas per bidang, harus difokuskan per bidang,” tambah Basril.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V, Adrial saat dihubungi mengakui kondisi itu. Saat ini ia sedang berupaya membuat formasi kebutuhan untuk pemenuhan guru sesuai dengan mata pelajaran yang ada.

“Sambil jalan akan kita analisa penempatan guru yang sudah ada, kemudian dicoba memformat dengan program mutasi guru. Ini alternatif sementara menjelang ada pengangkatan guru baru,” ujar Adrial.

(sh/def)

Kami Hadir di Google News