Pendidikan

Program Baru Kemendikbud, Siswa SMK Bisa Lanjut Diploma 2 Jalur Cepat

77
×

Program Baru Kemendikbud, Siswa SMK Bisa Lanjut Diploma 2 Jalur Cepat

Sebarkan artikel ini
Mendikbud Nadiem Makarim
Mendikbud Nadiem Makarim

mjnews.id – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Vokasi Kemendikbud) meluncurkan program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)-Diploma Dua (D2) Jalur Cepat dan peningkatan Prodi D3 menjadi Sarjana Terapan (D4). Program tersebut dibuat untuk meningkatkan keterserapan lulusan pendidikan vokasi oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menilai dua program tersebut selain menambah daya tarik pendidikan vokasi, juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih pendidikan yang terbaik bagi dirinya. Kedua program tersebut juga dianggap memberikan kesempatan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang andal dan matang.

“Melalui program ini, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat. Lalu melalui program peningkatan prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan, peserta didik berkesempatan menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulis, Jumat (13/11/2020).

Pelajar yang menempuh pendidikan dalam dua program vokasi tersebut, lanjut Nadiem, memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar karena sudah selaras dengan kebutuhan DUDI.

“Kedua program ini merupakan dua dari sekian banyak program Merdeka Vokasi yang berorientasi pada sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI, yang secara berkala akan diluncurkan ke depannya,” imbuh Menteri lulusan Harvard Business School itu.

SMK-D2 jalur cepat

Sebagaimana diwartakan detikcom, program Jalur Cepat SMK-D2 merupakan realisasi skema sambung-suai dunia pendidikan dan DUDI yang melibatkan tiga pihak, yaitu SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI. PTV yang dimaksud bisa berupa Politeknik, akademi komunitas, universitas/institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program Diploma Dua.

Program ini dirancang dengan berbasis kebutuhan dan kualifikasi DUDI. Lulusan dari program SMK-D2 Jalur Cepat dididik agar memiliki kompetensi hard skill dan soft skill, serta memiliki mental siap kerja dan selalu ingin belajar.

Untuk bisa mendapatkan gelar Diploma Dua, peserta didik Program Jalur Cepat SMK-D2 yang telah menjalankan pendidikan di SMK selama tiga tahun (termasuk praktik kerja lapangan selama enam bulan), dapat memilih meneruskan langsung satu setengah tahun pendidikan di PTV (termasuk satu tahun magang).

“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi, jadi pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” jelas Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto.

Bagi institusi penyelenggara pendidikan SMK-D2 Jalur Cepat, kurikulum pendidikan disusun bersama (SMK, PTV, dan DUDI) sejak semester 1 sampai 9. Selama Sembilan semester tersebut, para dosen PTV dan ahli dari DUDI bergabung dengan para guru SMK untuk terjun langsung mengajar para siswa SMK sejak kelas 10 SMK sampai dengan mereka lulus D2 pada semester 9. Capaian pembelajaran selama di SMK, dikonversi menjadi sekitar 18 sks ketika mengawali masuk ke level Pendidikan tinggi di PTV.

Wikan menambahkan, murid diwajibkan menjalankan program praktek kerja industri (Prakerin) selama 6 bulan saat di jenjang SMK. Begitu juga saat di perguruan tinggi, untuk semakin meningkatkan softskill dan karakter keberkerjaannya, mahasiswa semester delapan dan sembilan wajib mengalokasikan dua semester untuk magang.

Program magang dapat dilakukan di perusahaan atau lewat program pembelajaran industry, berupa pembelajaran berbasis produksi atau jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di DUDI. Dikatakan Wikan, program ini terinspirasi dari dual system yang diterapkan di Pendidikan Vokasi Jerman, yaitu magang sambil kuliah, di industri.

Untuk menyelenggarakan program ini, SMK bekerja sama dengan PTV yang memiliki program studi serupa. Dengan begitu, dalam empat setengah tahun, peserta didik berhak mendapatkan gelar Diploma Dua selain ijazah SMK serta memiliki kompetensi untuk menjadi teknisi atau SDM yang terampil.

“Program SMK-D2 Jalur Cepat ini merupakan bentuk upaya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk dapat menyiapkan SDM Unggul dan Andal sebagaimana dicanangkan oleh Bapak Menteri dan Bapak Presiden sebagai fokus pada program Nawacita jilid dua. Program ini merupakan pilihan yang dapat diambil untuk dilaksanakan SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi dan tidak bersifat wajib,” papar Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Beny Bandanadjaja.

Beny menambahkan di tahap awal program tersebut dilaksanakan oleh SMK-PTV-DUDI yang sudah memiliki kesiapan dalam menjalankan program SMK-D2 Jalur Cepat ini. Ada 20 PTV, lebih dari 80 SMK dan 35 DUDI yang menjadi pionir dalam pelaksanaan program SMK-D2 Jalur Cepat.

Sementara itu, Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4) adalah salah satu program strategis inovasi Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud dalam rangka meningkatkan sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI.

Peserta didik yang mengambil program ini akan memperoleh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga berpeluang untuk mengisi posisi supervisor produksi dan pelaksana lapangan handal yang dibutuhkan oleh DUDI. Untuk menjalankan program ini, PTV dapat mengajukan peningkatan prodi dengan syarat mereka sudah memiliki atau melibatkan rekanan DUDI pada program D4 tersebut.

“Jadi, kalau PTV ingin Prodi D3-nya ditingkatkan menjadi Sarjana Terapan, syaratnya adalah memiliki rekam jejak sudah berhasil LinkandMatch dengan beberapa DUDI yang bereputasi. Serta, harus memiliki visi pengembangan prodi yang kuat dan visioner, jauh ke depan, termasuk dalam hal pengembangan kerjasama luar negeri dan pengembangan kewirausahaan yang Tangguh. Ini sangat penting,” imbuh Wikan.

D3 menjadi sarjana terapan

Program Peningkatan Prodi D3 menjadi Sarjana Terapan (D4) merupakan perubahan untuk program studi D3 di PTV yang memiliki peringkat akreditasi minimal B atau baik sekali menjadi program studi Sarjana Terapan pada bidang ilmu yang serumpun pada perguruan tinggi.

“Selain peluang kerja yang dapat diisi lulusan Sarjana Terapan, tetapi masih ada peluang bekerja bagi lulusan D3. Maka jika menginginkan, PTV dapat mempertahankan Prodi Diploma Tiga,” timpal Wikan.

Program peningkatan prodi ini diprioritaskan bagi prodi-prodi yang sudah mengembangkan dan melaksanakan program kolaborasi dengan kampus luar negeri yang bereputasi, memiliki peta jalan pengembangan prodi hingga 15 tahun ke depan, serta menjalankan strategi promosi prodi sarjana terapan ke masyarakat dan DUDI.

Kurikulum

Dijelaskan Wikan, Kurikulum yang disusun dalam Program SMK-D2 Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi D3 menjadi Sarjana Terapan harus mengimplementasikan konsep kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Kurikulum juga harus disusun bersama pihak industri dan calon pengguna lulusan, dengan penerapan minimal magang di DUDI selama minimal satu semester dan skema pembelajaran berbasis praktik kerja (project based learning).

“Praktik kerja bisa berasal dari industri maupun masyarakat. Hasil pembelajarannya harus bermanfaat nyata bagi industri dan masyarakat,” papar Wikan.

Sebagai informasi, peluncuran Program SMK-Diploma Dua Jalur Cepat dan Program Peningkatan Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan dilaksanakan di PT Inka yang dihadiri oleh perwakilan dari SMK dan Politeknik yang bermitra dengan DUDI. Hadir juga beberapa perwakilan dari DUDI, di antaranya PT Inka, PT PAL, PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia. Pada kesempatan yang sama dilakukan Penandatanganan PKS dan penyerahan Surat Penugasan Program Diploma Dua Jalur Cepat.

(*)

Kami Hadir di Google News