Opini

Membangun Karakter Siswa SD Zaman Now

67
×

Membangun Karakter Siswa SD Zaman Now

Sebarkan artikel ini
Zulkifli

Oleh: Zulkifli

Menurut Herbart, pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada yang diinginkan sipendidik yang diistilahkan dengan educere. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. 

Pendidikan merupakan suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Pendidikan karakter pada dasarnya adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membangun karakter anak didik. Pendidikan dilakukan tidak hanya untuk memberikan anak ilmu pengetahuan tetapi juga untuk menanamkan dan mensosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat agar ia bisa tumbuh dengan memahami nilai dan norma.

Karakter manusia telah melekat pada kepribadian seseorang dan ditunjukkan dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Sejak lahir, manusia telah memiliki potensi karakter yang ditunjukkan kemampuan kognitif dan sifat-sifat bawaannya. 

Karakter bawaan akan berkembang jika mendapat sentuhan pengalaman belajar dari lingkungan. Keluarga merupakan lingkungan belajar pertama yang diperoleh anak dan akan menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk karakter setelah dewasa.

Undang-undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 antara lain disebutkan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 

Karakter positif juga banyak ditulis dalam visi dan misi lembaga pendidikan. Pada umumnya, lembaga pendidikan menyusun visi yang tidak hanya bermuatan untuk menjadikan lulusannya cerdas tetapi juga berakhlak mulia.

Pendidikan karakter menjadi isu strategis dalam konteks pendidikan di Indonesia, hal ini berkaitan dengan krisis moral yang terjadi belakangan ini. Di mana, hampir semua kasus yang terjadi berkaitan dengan dekadensi moral ditengarai akibat kegagalan pendidikan karakter yang diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Kasus-kasus yang beskala nasional misalnya banyak dipicu kurang dalamnya proses internalisasi pendidikan akhlak yang diberikan di sekolah dan di lingkungan keluarga. 

Bagaimana pendidikan karakter dalam perspektif Islam khususnya untuk siswa SD?

Pembentukan karakter siswa SD harus dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak. Pembentukan karakter dapat dilakukan dengan menggunakan keteladanan. Keteladanan berawal dari suatu peniruan antar manusia. Keteladanan dalam dunia pendidikan sering melekat pada seorang guru sebagai pendidik. Keteladanan dalam dunia pendidikan dapat diartikan sebagai perilaku dan sikap guru dan tenaga pendidik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah yang dijadikan contoh oleh para siswanya (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010).

Guru dikatakan sebagai guru teladan erat kaitannya dengan guru yang baik dan profesional. 

Guru yang baik dan profesional memenuhi kriteria dan syarat-syarat menjadi guru. Undang-Undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan syarat-syarat untuk menjadi guru yaitu seseorang harus memiliki ijazah, sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkelakuan baik, bertanggung jawab dan berjiwa nasional. 

Pernyataan tersebut menyatakan dengan jelas mengenai syarat dan ketentuan untuk menjadi seorang guru yang baik dan profesional. Dan juga menyebutkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mengajar, seperti berkelakuan baik, bertanggung jawab dan berjiwa nasional. Guru yang bersikap baik dan professional sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar dan suasana lingkungan sekolah.

Salah satu isu penting pendidikan yang sering dikaji dari berbagai sudut pandang adalah pembentukan karakter pada anak. Karakter merupakan wadah dari berbagai karakteristik psikologis yang membimbing anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan variasi lingkungan yang dihadapi. 

Karakter akan “memimpin” diri untuk mengerjakan sesuatu yang benar dan tidak mengerjakan sesuatu yang buruk. Karakter inilah menjadi penentu apakah anak mampu atau tidak menyesuaikan diri dengan keanekaragaman situasi yang dihadapi. Hal ini terlihat dalam cara berperilaku anak yang merupakan akumulasi dari berbagai pembentukan aspek diri yang baik. 

Dilihat dari sudut pandang psikologi perkembangan, tentu saja karakter yang terbentuk bukanlah sesuatu yang tiba-tiba ada. Namun merupakan hasil dari proses perjalanan hidup anak yang terbentuk dari kematangan biologis maupun perkembangan psikologisnya. 

Kematangan mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi secara alamiah dan spontan, sementara itu perubahan yang terkait perkembangan psikologis terkait dengan pengalaman belajar yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya. 

Oleh karena itu, satu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana proses pendidikan dan pengasuhan yang didapatkan anak, sehingga membentuk pengalaman belajar yang bermakna bagi dirinya. 

Karakter siswa SD bisa dibangun melalui semua muatan pembelajaran termasuk pembelajaran matematika. Cara membangun karakter siswa pada pembelajaran matematika, melatih siswa konsisten dalam berpikir, konsisten dalam memakai istilah, konsisten dalam perhitungan, konsisten dalam mengetrapkan kesepakatan-kesepakatan, melatih siswa disiplin dalam menggunakan waktu, toleransi dengan menghormati pendapat orang lain dalam pembelajaran, melatih siswa untuk berpikir kritis dan logis. 

Peristiwa-peristiwa tersebut dapat terjadi dalam interaksi siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru baik secara diskusi. Beberapa hal yang berhubungan dengan pengelolaan proses Pembelajaran matematika di SD, antara lain; pengetahuan guru, terbatasnya keahlian guru menciptakan dan menggunakan media/alat peraga pembelajaran matematika. 

Pembentukan karakter siswa di SD, maka guru memiliki peranan yang sangat fundamental dan menjadi sentral bagi siswa. Dengan demikian seorang guru selaku tenaga pendidik yang jadi teladan bagi siswa harus memiliki karakter yang baik dan profesional. 

Penulis, Kepala SDN 07 Jalan Balantai Surian

(*)

Kami Hadir di Google News