Kue Cacah, Penganan Unik dari Nagari Koto Alam Pangkalan

Kue Cacah
Kue Cacah.

Limapuluh Kota, MJNews.ID – Sumatera Barat memang terkenal sebagai surga kuliner di Indonesia, yang menggugah selera. Salah satunya kue cacah.

Masih banyak makanan yang belum dikenal masyarakat umum. Kue cacah, penganan unik khas Nagari Koto Alam, Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota itu termasuk salah satunya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT


Bahan-bahan pembuatnya terbilang sederhana, hanya tepung ketan dicampur garam dan sedikit penyedap untuk menambah gurih rasa.

Menurut Upik (47), salah seorang warga, proses pembuatan penganan juga simpel. Setelah semua adonan diaduk dan diberi air secukupnya, lalu dipipihkan sebelum digoreng dalam wajan kecil menggunakan mentega.

“Pertama yang bikin unik sebab proses penggorengan memakai mentega tidak dengan minyak goreng seperti kebiasaan pembuatan kue tradisional. Mentega membuat kue lebih berasa dan tahan lama. Penggorengan satunkue memakan waktu kurang lebih 2 (dua) menit,” ujar Upik, Jumat 30 Juli 2021.

Baca Juga  KPU Dharmasraya Bantah Langgar PKPU

Kue cacah yang telah digoreng bisa langsung disantap dengan mencacah atau mencocol kue ke gula aren yang telah dikentalkan. Proses mencacah kue tersebutlah menyebabkan penganan ini dinamakan kue cacah.

Keunikan kedua kue ini ternyata tidak untuk diperjualbelikan. Hanya tersedia pada upacara-upacara adat dan jamuan tamu istimewa.

“Sudah menjadi tradisi turun temurun, bahwa kue cacah tak boleh dijual. Kue tersedia ketika diminta ninik mamak saat upacara adat, seperti perkawinan, tagak gala dan lainnya. Selain itu juga sebagai jamuan untuk tamu istimewa yang berkunjung ke kampung kami,” tambah Upik.

Baca Juga  Libatkan Duo Doktor ISI Padang Panjang, Dinas Pariwisata Sumbar Shooting Video Dokumenter di Solok Selatan

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy saat mengunjungi masyarakat setempat mengaku terkesan dengan keunikan penganan tersebut. Walaupun tidak bisa diniagakan, dirinya menghormati kearifan lokal.

“Kearifan lokal seperti ini musti dijaga dan dipelihara. Meski tak bisa mendatangkan income dari penjualan kue langsung. Tetapi kunjungan tamu bisa berimbas kepada pos pendapatan lainnya yang dapat meningkatkan perekonomian warga,” sebutnya.

(Adpim Sumbar)

Baca berita Mjnews.id lainnya di Google News

ADVERTISEMENT


ADVERTISEMENT